kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga September 2019, realisasi belanja modal pemerintah masih seret


Senin, 04 November 2019 / 22:41 WIB
Hingga September 2019, realisasi belanja modal pemerintah masih seret
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto (kiri) disaksikan Wakil Ketua Komisi XI Eriko Sotarduga, sebelum rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019). Rapat tersebut


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi belanja modal kementerian dan lembaga (K/L) melalui APBN 2019 baru mencapai Rp 80,4 triliun per September 2019. Hal tersebut dilaporkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (4/11). 

“Realisasi belanja modal ini mungkin yang terendah dibandingkan dengan kategori belanja lainnya. Belanja modal terus didorong untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi,” tutur Sri Mulyani. 

Hingga September, belanja modal pemerintah baru memenuhi 42,5% dari pagu APBN 2019 yang sebesar Rp 189,34 triliun. 

Baca Juga: Realisasi pembiayaan utang APBN 2019 mencapai Rp 317,7 triliun hingga September

Sementara, realisasi belanja pegawai telah mencapai 82,3% dari pagu-nya atau sebesar Rp 184,7 triliun per akhir September lalu. Serapan belanja pegawai tersebut merupakan yang tertinggi dalam kurun empat tahun terakhir untuk periode Januari-September. 

Begitu juga dengan belanja barang per September 2019 yang mencatat rekor penyerapan tertinggi dalam empat tahun terakhir. 

Belanja barang mencapai Rp 204,2 triliun atau memenuhi 59,25 pagu yang ditetapkan yaitu Rp 344,64 triliun.

Baca Juga: Penerimaan pajak sektor tambang turun, Kadin: Dalam jangka panjang masih andalan

Adapun, serapan belanja bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah telah mencapai 89,5% dari pagu atau sebesar Rp 86,9 triliun dari target Rp 97,06 triliun. 

“Belanja bansos ini fokus untuk upaya penurunan kemiskinan di mana kita telah melakukan frontloading atau diberikan di muka dalam jumlah cukup besar untuk PKH (program keluarga harapan) dan kenaikannya,” tandas Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×