Reporter: Siti Masitoh | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor non minyak dan gas (migas) Indonesia dari China masih mendominasi paling besar, diantara negara lainnya.
Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) M. Habibullah menyampaikan, dari total keseluruhan impor non migas, impor dari China menduduki posisi pertama yakni mencapai 36,34% dengan nilai sebesar US$ 6,05 miliar.
Nilai tersebut termasuk meningkat cukup tajam bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,61 miliar, dan meningkat dari Mei 2023 yang mencapai US$ 5,95 miliar.
“Tiongkok masih menjadi negara utama asal impor non migas Indonesia dengan kontribusi mencapai 36,34% dari total impor non migas,” tutur Habib dalam konferensi pers, Rabu (19/6).
Baca Juga: Nilai Impor Barang per Mei 2024 Turun dari Tahun Lalu
Di posisi kedua, impor paling banyak berasal dari Jepang yakni mencapai US$ 1,04 miliar atau berkontribusi sebesar 6,22% dari total impor non migas. Impor dari jepang juga meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,01 miliar.
Kemudian, di posisi ketiga yakni impor dari Amerika Serikat (AS) mencapai US$ 0,98 miliar, atau berkontribusi 5,88% dari total impor non migas ke Indonesia. Impor dari AS juga tercatat meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 0,68 miliar.
Sementara itu, impor dari Kawasan negara di Asean mencapai US$ 2,84 miliar, atau meningkat dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 2,30 miliar.
Baca Juga: BPS Catat Impor Mei 2024 Meningkat 14,82% Jadi US$ 19,40 Miliar
Lalu, impor dari Uni Eropa mencapai US$ 1,10 miliar atau meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 1,01 miliar. Terakhir, impor non migas dari negara lainnya mencapai US$ 4,01 miliar, namun turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 4,31 miliar.
Untuk diketahui, pada Mei 2024 impor non migas mencapai US$ 16,65 miliar, atau meningkat 19,70% bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai US$ 13,91 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News