kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Hatta: Perlu 5 reformasi untuk kebangkitan ekonomi


Selasa, 21 Januari 2014 / 12:57 WIB
Hatta: Perlu 5 reformasi untuk kebangkitan ekonomi
ILUSTRASI. Promo Alfamart Diapers Fair Periode 16-31 Agustus 2022


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pencapaian pertumbuhan ekonomi di 2013 perlu dilanjutkan di tahun 2014.

Meskipun demikian ia menilai ada sejumlah tantangan baik dari internal dan eksternal. Oleh karena itu, menurut dia, setidaknya harus ada lima reformasi struktural yang mampu mendukung kebangkitan ekonomi di 2014 dan seterusnya.

“Satu, reformasi agraria, lahan menjadi instrumen keadilan dan kesejahteraan,”kata Hatta dalam pembukaan Indonesia Investor Forum 3, di Jakarta, Selasa (21/1/2014).

Kedua, lanjut Hatta harus ada reformasi di bidang industri. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan kepada pelaku usaha untuk tidak menahan diri untuk berinvestasi pada 2014 ini.

Pasalnya, tahun 2015 nanti Indonesia akan memasuki era keterbukaan, pasar bebas ASEAN. Indonesia diharapkan bisa menjadi production base dan bukan hanya menjadi pasar yang dibanjiri produk impor. Oleh karena itu, harus ada reformasi di bidang industri.

“Ketiga, perlu ada reformasi energi dan sumber daya alam,” lanjut Hatta.

Keempat, ia mengatakan, perlu ada reformasi birokrasi. Hatta bilang, birokrasi di Indonesia saat ini harus betul-betul diperbaiki.

Terakhir, perlu ada reformasi di bidang pangan. Pangan menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pelaku usaha khususnya dalam negeri.

Sektor makanan minuman, lanjut Hatta diharapkan dipenuhi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN). Hal itu lantaran, tren ke depan masyarakat akan semakin banyak membelanjakan uangnya di sektor ini.

Dan, 2015 nanti, kata dia, jangan sampai pasar-pasar dibanjiri produk makanan dan minuman impor. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×