kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga pangan berpotensi meroket di akhir tahun, begini persiapan pemerintah


Rabu, 13 November 2019 / 14:42 WIB
Harga pangan berpotensi meroket di akhir tahun, begini persiapan pemerintah
ILUSTRASI. Perjalanan jelajah wisata di Danau Toba.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai mengantisipasi potensi kenaikan harga pangan menjelang Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah pertama, Kemendag akan memantau dan melakukan penetrasi di 121 pasar yang tersebar di 15 provinsi mulai 16-20 Desember mendatang.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pemerintah melakukan penetrasi pasar untuk mengawal agar pasokan kebutuhan pokok sampai ke pasar. "Ini juga sebagai antisipasi terhadap peningkatan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru," ujarnya, Rabu (13/11).

Baca Juga: Antisipasi kenaikan harga jelang Natal, Kemendag lakukan penetrasi pasar 15 provinsi

Agar langkah ini mulus, Kemendag menjadwalkan rapat koordinasi daerah dengan 15 provinsi pada pekan kedua bulan November dan pekan pertama Desember mendatang.

Ke-15 daerah tersebut adalah  Sumatra Utara, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Provinsi ini menurut Agus paling rentan mengalami kenaikan harga pangan karena sebagian besar penduduknya merayakan Natal dan ada juga wilayah yang kebutuhan pokoknya berpotensi mengalami kenaikan harga pada akhir tahun. 

 Baca Juga: Jurus Kemendag antisipasi kenaikan harga bahan pokok jelang akhir tahun

Seperti sudah umum diketahui, setiap kali memasuki hari raya besar keagamaan, harga-harga kebutuhan pokok terkerek karena permintaan yang melonjak. Untuk itu, ia optimistis dengan persiapan saat ini, potensi kenaikan harga pangan bisa ditekan.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan Bulog menggandeng Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia (Aprindo) untuk bekerjasama dalam menyalurkan komoditas pangan khususnya beras kepada konsumen. Bulog akan memanfaatkan jaringan ritel Aprindo yang cukup besar untuk memudahkan penyaluran beras dan tepat sasaran.

Baca Juga: Ini upaya Kemendag untuk mewujudkan visi dan misi Presiden Jokowi lima tahun ke depan

“Hal ini sangat penting untuk mendukung upaya pemerintah dalam meredam gejolak harga pangan yang tercermin dari stabilnya tingkat inflasi nasional khususnya inflasi bahan pangan,” ujar Budi dalam keterangan tertulis, Selasa (12/11).

Menurutnya,  saat ini Bulog menjadi bagian dari kekuatan nasional untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional baik dalam hal ketersediaan, keterjangkauan serta stabilisasi harga. Sampai saat ini pun jaringan gudang Bulog sudah mencapai lebih dari 1.400 unit di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Sudan butuh dukungan anggaran hingga US$ 5 miliar untuk mencegah kehancuran ekonomi

Sementara itu, Aprindo memiliki anggota sebanyak 150 perusahaan ritel dengan 45.000 ritel di 30 provinsi di Indonesia. Karena itu, Aprindo dianggap memiliki peran penting dalam menjaga keamanan distribusi barang dan menstabilkan harga yang rentang berfluktuasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×