Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Penurunan harga minyak mentah dunia yang signifikan memberikan dampak positif pada anggaran belanja negara. Dengan penurunan harga itu maka anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) bisa turun di bawah pagu.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, anggaran subsidi BBM memiliki kecenderungan turun karena harga Indonesia Crude Price (ICP) mengalami penurunan yang signifikan. Menurut Askolani, dalam pemantauan terakhir ada penurunan anggaran dari Rp 1 triliun-Rp 2 triliun.
Penurunan anggaran tersebut dengan asumsi kebijakan volume BBM masih sama dengan pagu yaitu 46 juta kiloliter (kl). "Kalau kebijakan disesuaikan, volume berubah, (anggaran) itu bisa berubah," ujar Askolani, Selasa (4/11).
Sekedar gambaran, anggaran subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 mencapai Rp 246,5 triliun. Kalau ada penghematan anggaran hingga Rp 2 triliun, berarti anggaran subsidi BBM hingga akhir tahun bisa Rp 244,5 triliun.
Kemkeu memperkirakan rata-rata ICP hingga akhir tahun berada pada kisaran US$ 102-I+US$ 104 per barel. Memang, Askolani mengakui ada variabel rupiah yang mempengaruhi anggaran.
Namun, dirinya menjelaskan penurunan harga minyak lebih dalam dibanding depresiasi rupiah. Asal tahu saja, rata-rata ICP dari Januari-September 2013 sebesar US$ 104,39 per barel. Rata-rata ini lebih rendah dibandung pagu ICP dalam APBN-P yang sebesar US$ 105 per barel.
Meskipun harga ICP dalam tren menurun dan anggaran bisa di bawah pagu, pemerintah akan tetap pada keputusannya menaikkan harga BBM. "(Kenaikan harga BBM) sudah kewajiban. Bukan opsi. Kalau tidak kasihan semuanya, pembangunan tidak efektif," tandasnya.
Seberapa besar anggaran yang bisa dihemat apabila ada kebijakan penyesuaian harga, Askolani enggan menjelaskan lebih lanjut. Yang pasti, anggaran subsidi BBM bisa jauh lebih turun di bawah pagu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News