kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Jaga Stabilitas Rupiah, Jadi Tujuan BI Borong SBN Banyak


Kamis, 17 Juli 2025 / 15:34 WIB
Jaga Stabilitas Rupiah, Jadi Tujuan BI Borong SBN Banyak
ILUSTRASI. Yield Surat Berharga Negara (SBN) acuan berada dalam tren penurunan sepanjang semester pertama 2025. Yield SBN seri FR0103 tenor 10 tahun sempat menyentuh angka tertinggi tahun ini di 7,29% pada pertengahan Januari 2025. Angka ini terus menurun hingga menjadi 6,64% di akhir Juni 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) sudah melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 144,90 triliun hingga 15 Juli 2025. Pembelian SBN ini sudah mendekati target yang ditentukan BI Rp 150 triliun lebih.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea menyampaikan, pembelian SBN oleh BI merupakan bagian dari langkah-langkah kebijakan untuk penguatan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah serta penguatan strategi operasi moneter pro-market guna memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga, menjaga kecukupan likuiditas, serta mempercepat pendalaman pasar.

Meski demikian, Erwin tidak membeberkan besaran target pembelian SBN pada semester II 2025 ini.

Namun ia mengungkapkan, “BI melakukan pembelian SBN dari pasar sekunder untuk memperkuat ekspansi likuiditas kebijakan moneter, sekaligus mencerminkan sinergi erat antara kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal Pemerintah,” tutur Erwin kepada Kontan, Kamis (17/7).

Baca Juga: Bank Indonesia: Nilai Tukar Rupiah Dalam Tren Menguat

Lebih rinci, pembelian SBN sebesar Rp144,90 triliun tersebut dibeli melalui pasar sekunder sebesar Rp 102,58 triliun dan pasar primer dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara (SPN), termasuk syariah, sebesar Rp42,32 triliun.

Erwin membeberkan pembelian SBN dari pasar sekunder akan terus dilakukan dengan mempertimbangkan perubahan likuiditas karena lalu lintas devisa dan operasi keuangan pemerintah, kenaikan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM), operasi moneter Rupiah dan valuta asing, serta SBN milik BI yang akan jatuh tempo selama tahun 2025.

“Operasi moneter pro-market Bank Indonesia juga akan terus dioptimalkan melalui instrumen moneter SRBI dengan menjadikan SBN sebagai underlying asset,” jelasnya.

Baca Juga: Rupiah Diproyeksi Melemah pada Hari Ini (17/7), Cek Sentimen yang Mempengaruhinya

Ke depan, Erwin membeberkan, BI akan terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market untuk menjaga kecukupan likuiditas dan meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam mencapai sasaran inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Untuk diketahui, nilai tukar rupiah di pasar spot kembali melemah di awal perdagangan hari ini. Kamis (17/7), rupiah spot dibuka di level Rp 16.305 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah melemah 0,11% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.287 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.

Baca Juga: Masih Dibebani Data Ekonomi AS, Rupiah Diproyeksi Melemah Kamis (17/7)

Selanjutnya: Tarif AS Turun ke 19%, Kemendag Optimistis Ekspor dan Investasi ke RI Meningkat

Menarik Dibaca: 5 Cara Mencukur Bulu Kemaluan dengan Benar, Cegah Ingrown Hair!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×