kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga Komoditas Masih Tinggi, BI Ramal Transaksi Berjalan 2022 Tetap Surplus


Jumat, 18 November 2022 / 13:08 WIB
Harga Komoditas Masih Tinggi, BI Ramal Transaksi Berjalan 2022 Tetap Surplus
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2022 tetap terjaga, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang disertai oleh tingginya tekanan inflasi dan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Sementara itu, perbaikan ekonomi domestik diperkirakan tetap berlanjut, sejalan dengan turus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik serta masih kuatnya kinerja ekspor non migas.

Dalam laporannya, BI memperkirakan transaksi berjalan tahun 2022 akan berada pada kisaran surplus 0,4% sampai dengan 1,2% dari produk domestik bruto (PDB0. Surplus ini ditopang oleh harga komoditas global yang masih tinggi.

Kinerja NPI tersebut juga didukung oleh neraca transaksi modal dan finansial yang tetap baik, terutama ditopang investasi langsung, sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga.

Baca Juga: Neraca Pembayaran Indonesia Defisit US$ 1,3 Miliar di Kuartal III-2022

Hanya saja, beberapa faktor lainnya tetap perlu diperhatikan seperti risiko resesi di beberapa negara yang dipengaruhi oleh berlanjutnya tekanan inflasi global akibat belum meredanya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina, serta akibat dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

BI juga memperkirakan kenaikan Fed Funds Rate yang lebih tinggi dengan siklus yang lebih pangan mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan depresiasi nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Tekanan pelemahan nilai tukar tersebut semakin tinggi dengan adanya ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat," tulis BI dalam laporannya, Jumat (18/11).

Ke depan, BI akan terus mencermati berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat mempengaruhi kinerja NPI. BI akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat ketahanan eksternal, guna mendukung kinerja NPI yang lebih baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×