kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga gula masih meroket, di pasar tradisional harganya capai Rp 18.250 per kg


Senin, 30 Maret 2020 / 16:00 WIB
Harga gula masih meroket, di pasar tradisional harganya capai Rp 18.250 per kg
ILUSTRASI. Harga gula di pasar tradisional terus meroket


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 30 Maret 2020, harga gula di pasar tradisional masih meroket, bahkan kini sudah ada di kisaran Rp 18.000 per kilogram (kg). Angka ini melebihi harga acuan penjualan di tingkat konsumen yang sebesar Rp 12.500 per kg.

"Di pasar harganya sudah lebih Rp 18.000 per kg, untuk 1 karung dengan ukuran 50 kg itu harganya sudah lebih Rp 800.000," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran kepada Kontan.co.id, Senin (30/3).

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga pangan Strategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga gula pasir lokal sudah mencapai Rp 18.250 per kg. Harga ini terus menunjukkan peningkatan, di mana di awal Maret (2/3), harga gula pasir lokal baru di merangkak naik ke Rp 14.700 per kg.

Baca Juga: Pasokan gula menipis, produksi dalam negeri masih kurang, impor akan dibuka

Ngadiran mengakui, pasokan gula di pasar-pasar tradisional masih terbatas. "Memang gula agak langka. Di supermarket saja yang pasokannya sudah rutin susah didapat, apalagi di pasar tradisional," tambahnya.

Pemerintah memang sudah mewacanakan akan mengimpor gula untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, Ngadiran berpendapat, proses impor tersebut masih membutuhkan proses sehingga tidak bisa dilakukan dalam waktu sehari hingga dua hari.

Karena itu, Ngadiran pun berpendapat sebaiknya pemerintah lebih kreatif dalam mencari sumber gula lain, seperti memanfaatkan gula merah dan gula aren untuk dikonsumsi masyarakat.

"Sebaiknya pemerintah lebih mendorong lagi produksi gula aren, gula merah sehingga home industri ini juga bisa terpacu. Untuk industri kan gula rafinasi, tetapi kan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat itu bisa lewat gula merah dan gula aren tadi. Masyarakat juga harus diedukasi agar mengonsumsi gula ini," tambahnya.

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto dalam konferensi pers Rabu (25/3) lalu mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas gula, Kemendag sudah mengeluarkan izin impor gula mentah (raw sugar) sebanyak 550.000 ton untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP).

Di luar izin impor yang diterbitkan  tersebut, akan ada 216.000 ton yang akan masuk ke Indonesia pada akhir bulan ini. Ada pula 250.000 ton gula rafinasi milik industri yang akan diubah menjadi GKP. Hal ini ditetapkan sesuai dengan kesepakatan rakortas.

Berbagai upaya pengadaan gula kristal putih ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan gula masyarakat yang mencapai 229.000 ton per bulan.

Baca Juga: Induk usaha TBLA lakukan operasi pasar 5 ton gula pasir

"Dalam proses masuk 216.000 ton, ditambah 250.000 ton, artinya itu mencukupi kebutuhan 2 bulan ke depan, ditambah proses impor yang sedang berjalan yaitu 550.000 ton. Tentunya kami berharap ini mengisi masa bulan April, Mei dan Juni," kata Suhanto.

Bahkan, ada pula 33.000 ton  gula milik industri gula di Lampung yang akan dikirimkan ke Jakarta. Menurut dia hingga (25/3), gula yang sudah sampai di Jakarta sudah mencapai 12.000 ton, dan diharapkan harga gula bisa distabilkan.

Berdasarkan data Kementan, pada akhir Februari posisi stok gula sebesar 157.253 ton, sementara periode Maret hingga Mei, diperkirakan produksi gula kristal putih dalam negeri mencapai 463.104 ton. Perkiraan produksi ini merupakan data dari Ditjen Perkebunan ditambah pengalihan 250.000 ton gula rafinasi menjadi GKP, yang diolah 100.000 ton di Maret dan 150.000 ton di April.

Sementara, GKP yang bersumber dari impor akan ada 672.500 ton hingga Mei. Jumlah tersebut berasal dari impor GKP 150.000 ton dan impor raw sugar sebanyak 550.000 ton yang setara dengan 522.500 GKP.

Kementan memperkirakan ketersediaan gula dari Maret hingga akhir Mei akan mencapai 1,29 juta ton dengan perkiraan kebutuhan 708.148 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×