Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki bulan puasa, harga sejumlah bahan pangan terus menanjak. Yang paling melesat harganya adalah daging ayam ras.
Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Slipi, Jakarta Barat, Jumat (18/5), harga daging ayam meroket jadi Rp 40.000 per kilogram (kg). Padahal sehari sebelum bulan puasa, harganya masih Rp 32.000 per kg. Sedangkan harga telur naik Rp 3.000 menjadi Rp 27.000 per kg.
Kenaikan harga di Pasar Palmerah, Jakarta Barat, lebih gila lagi. Harga daging ayam mencapai Rp 45.000 per kg. Memang, ada pedagang yang menjual daging ayam seharga Rp 30.000 per kg, tapi berasal dari ayam broiler berumur kurang dari sebulan. Biasanya, peternak menjual ayam potong setelah usia 35 hari. Sementara harga telur ayam berkisar Rp 26.000 hingga Rp 27.000 per kg, dari sebelumnya Rp 24.000 per kg.
Saat ini, Abdullah Mansuri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), menyebutkan, harga daging ayam sudah melewati batas normal, di kisaran Rp 35.000 per kg. Bahkan, bila ada pedagang pasar yang sudah menjual daging yang berasal dari ayam di bawah umur, ada indikasi masalah di produksi. "Artinya, barangnya tidak banyak," katanya kepada KONTAN.
Masalah ini, papar Abdullah, adalah cerita lama yang terulang kembali. Ada monopoli dari perusahaan yang berkecimpung di pakan ternak, peternak unggas, dan pemotongan. "Kami sudah berulang kali mengajukan permintaan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk mengusut, tapi belum ada hasil," ujarnya.
Menjawab harga daging ayam yang melesat gila-gilaan, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berjanji akan segera menggelar pertemuan dengan pengusaha untuk membahas persoalan itu.
Tapi, menurut Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti, kenaikan harga daging dan telur ayam lantaran harga pakan naik. "Kami sudah minta untuk mengeluarkan stok ke pasar," ungkap Tjahya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News