Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan makanan yang relatif stabil akan menjaga inflasi rendah di bulan Desember 2019. Sebelumnya, hasil survei mingguan inflasi Bank Indonesia memperkirakan inflasi Desember 2019 kemungkinan berada di level 2,9% secara year-on-year (YOY) atau 0,55% secara month-on-month (MoM).
Ahmad Mikail, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia mengatakan, penyebab terjadinya inflasi secara bulanan kemungkinan didorong oleh naiknya tarif sejumlah angkutan darat dan udara akibat perayaan Natal dan tahun baru.
Baca Juga: Kementan klaim pasokan pangan tahun 2020 cukup
"Kemungkinan deflasi sejumlah barang bergejolak seperti cabai merah dan bawang merah dirasa akan menjaga rendahnya inflasi di bulan Desember," ungkapnya kepada Kontan, pada Selasa (31/12)
Tak hanya itu, harga beras yang relatif stabil juga turut andil mendorong rendahnya angka inflasi di bulan ini. Ahmad memproyeksikan inflasi Desember 2019 berada pada level 2,9%. Sementara inflasi secara keseluruhan (full year) di tahun 2019 ini berada pada level 3,0%.
Untuk Januari 2020 mendatang, ia memperkirakan tren inflasi ini dapat tetap terjaga. Meskipun terjadi kenaikan terhadap iuran BPJS Kesehatan, tetapi kenaikan tersebut dinilai tidak akan tercatat di dalam komponen survei penghitungan inflasi.
Baca Juga: Kementan sebut kebutuhan daging tahun depan sebanyak 600.000 ton
Batalnya kenaikan tarif listrik 900 VA untuk keluarga mampu, kemungkinan juga akan membatasi inflasi di 2020. Oleh karena itu, inflasi dirasa akan relatif rendah tahun depan.
Faktor lain yang mendorong inflasi di tahun 2020 mendatang antara lain kenaikan harga minyak akibat adanya pemotongan produksi. Kemudian, kenaikan gas LPG 3kg serta kenaikan tarif tol juga turut dorong inflasi. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, Ahmad mematok proyeksi inflasi tahun depan pada level 4%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News