CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Hadiri Pertemuan IsDB, Sri Mulyani Bahas Reformasi MDBs hingga Transisi Energi


Jumat, 03 Mei 2024 / 13:46 WIB
Hadiri Pertemuan IsDB, Sri Mulyani Bahas Reformasi MDBs hingga Transisi Energi
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawari melakukan pertemuan dengan Presiden Islamic Development Bank (IsDB) Mohammed Al Jasser pada Selasa (30/4) di Riyadh.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, sebagai Gubernur IsDB untuk Indonesia, memimpin delegasi dan berperan aktif dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank-IsDB) di Riyadh, Arab Saudi pada 27-30 April 2024 lalu. 

Tahun ini, agenda Pertemuan Tahunan IsDB mengambil tema Cherishing our Past Charting our Future: Originality, Solidarity and Prosperity. Pertemuan tersebut mengakomodasi diskusi antar negara-negara anggota dan pengamat dari organisasi internasional dan regional akan isu-isu pembangunan dan institusi. 

Selain itu, pertemuan tahunan kali ini juga merupakan pertemuan spesial untuk memperingati 50 tahun berdirinya IsDB. Pertemuan ini juga istimewa bagi Indonesia karena merupakan pertama kalinya bagi Indonesia untuk hadir dan duduk sebagai pemegang saham terbesar ketiga pada IsDB, setelah Indonesia berhasil melakukan peningkatan modal pada tahun 2023 lalu. 

Mengawali rangkaian kegiatan, Sri Mulyani menjadi salah satu narasumber dalam agenda seminar Midway Momentum: Cherishing IsDB at 50: Charting A Course for Augmenting SDGs Financing. 

Dalam seminar tersebut, Menkeu menyampaikan bahwa reformasi Multilateral Development Banks (MDBs) sangat dibutuhkan saat ini untuk mengatasi tantangan-tantangan global. Reformasi tersebut dapat dilakukan melalui prinsip bigger, better, and bolder MDBs.

Bigger berarti MDBs harus memperbesar kapasitas pembiayaannya antara lain melalui optimalisasi balance sheet dan melalui pembiayaan inovatif lainnya, sehingga dapat lebih banyak menyalurkan pembiayaan kepada negara-negara anggota. 

Better terkait dengan perbaikan proses bisnis MDBs dalam mempersingkat waktu dan simplifikasi proses bisnis. Bolder berarti MDBs harus lebih efektif dan program atau pembiayaan yang ditawarkan mempunyai manfaat yang besar (impactful) bagi negara anggota atau publik. 

Baca Juga: Bertemu Presiden IsDB, Sri Mulyani Sampaikan Dukungan Indonesia Untuk IsDB

Selanjutnya, pada agenda utama sidang tahunan yaitu Plenary Session, para Gubernur IsDB menyetujui In Riyadh Declaration. In Riyadh Declaration merupakan acuan bagi IsDB dalam memperkuat prioritas dasar IsDB dan menyusun perencanaan strategis jangka panjang dalam lanskap global yang berubah dengan cepat. 

Deklarasi tersebut menekankan kembali prinsip-prinsip IsDB, komitmen para Gubernur terhadap tujuan IsDB, dan acuan dalam perencanaan strategi masa depan IsDB. Deklarasi tersebut juga mencakup faktor-faktor pendukung utama yang terkait dengan Grup IsDB, kesiapan kelembagaan, sumber daya, dan posisi strategis IsDB. 

Dalam agenda utama lainnya, Pertemuan Meja Bundar (round table meeting) Gubernur IsDB, Sri Mulyani bersama para Gubernur lainnya berdiskusi mengenai potensi pembentukan lembaga baru di bawah IsDB yang khusus bertujuan memberikan pembiayaan murah (konsesional) melalui new concessional window.

Pada pertemuan tersebut, dirinya mengapresiasi dan mendorong pembiayaan konsesional baru sebagai upaya untuk membantu negara miskin untuk keluar dari kemiskinan. 

Sri Mulyani menyarankan agar IsDB dapat belajar dari skema pembiayaan konsesional MDB lainnya seperti International Development Association (IDA) World Bank dan Asian Development Fund (ADF) Asian Development Bank.

"Menkeu juga menyoroti bahwa dalam jangka panjang harus sangat berhati-hati atas pengelolaan dan kelanjutan pembiayaan program ini mengingat mayoritas negara anggota IsDB adalah negara berpenghasilan rendah dan menengah," tulis Kemenkeu dalam keterangan resminya, Jumat (3/5).

Sri Mulyani juga menjadi panelis dalam agenda simposium “Future Vision Symposium”. Dalam salah satu sesi pada seminar tersebut yaitu “Energy Security: The Future of Energy and Sustainable Development”, Menkeu menjadi pembicara bersama dengan Putra Raja Salman yang juga Menteri Energi Kerajaan Saudi Arabia, His Royal Highness (HRH) Prince Abdulaziz Al Saud. 

Menkeu menyampaikan upaya Indonesia dalam melakukan transisi energi serta menghadapi trilema energi, yaitu energy security, energy affordability, dan sustainability. Indonesia berusaha menyeimbangkan kebutuhan untuk memenuhi keamanan energi secara adil dan terjangkau sesuai dengan prioritas pembangunan ekonomi, namun juga ikut berkontribusi besar dalam pengurangan emisi global.

Menkeu menambahkan bahwa transisi energi just and affordable dapat dilakukan apabila komitmen stakeholders termasuk lembaga internasional seperti MDBs, filantropi, dan private sector dapat direalisasikan secara nyata dalam bentuk penyaluran pembiayaan murah dalam kegiatan transisi energi. 

Baca Juga: Sri Mulyani Terbitkan Aturan Penyelesaian Barang Cukai yang Dirampas untuk Negara

Di sela–sela pertemuan utama, Menkeu juga berkesempatan mengadakan beberapa pertemuan bilateral. Pertemuan bilateral Menkeu RI dengan Menkeu Kingdom of Saudi Arabia (KSA), Mohammed Abdullah Al-Jadaan, membahas beberapa isu strategis seperti meminta dukungan Saudi Arabia untuk mengkapitalisasi potensi dari jamaah haji dan umroh dari Indonesia dalam bentuk kerja sama perdagangan dan investasi antar kedua negara, serta perkembangan geopolitik terakhir di Timur Tengah.

Melanjutkan pertemuan bilateral lainnya, Menkeu RI juga melakukan diskusi dengan Presiden IsDB, Muhammad Sulaiman Al Jasser.

Dalam diskusi tersebut, Menkeu menyampaikan Indonesia siap mendukung IsDB dalam inisiatif pembiayaan konsesional baru, keinginan peningkatan kerja sama dan mendorong reformasi agar IsDB dapat beroperasi lebih efektif dan efisien dengan peningkatan dukungan pembiayaan yang lebih terjangkau untuk membantu negara anggota untuk mencapai kesejahteraan. 

Selain itu, Menkeu juga bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk bertukar kabar dan informasi mengenai perkembangan ekonomi global saat ini dan kerja sama kedua negara di bidang ekonomi Islam.  

Selanjutnya, Menkeu bertemu dengan Menkeu Qatar, Ali Ahmed Al-Kuwari. Dalam diskusinya, kedua Menkeu berbagi perkembangan ekonomi kedua negara, kondisi geopolitik yang memengaruhi kedua negara, serta mengundang Menkeu untuk hadir dalam acara Qatar Economic Forum pada pertengahan Mei 2024. 

Pertemuan Tahunan IsDB telah menunjukkan bagaimana peran MDBs khususnya IsDB dalam mendukung upaya kolaboratif untuk mengatasi tantangan-tantangan global dan juga untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan saat ini hingga masa mendatang, khususnya kepada negara anggota yang berasal dari Kawasan Selatan Selatan. 

"Indonesia telah memanfaatkan pertemuan tersebut dengan baik dalam rangka penguatan kerja sama dengan IsDB dan sejalan dalam mendukung agenda prioritas Indonesia," tulis Kemenkeu.

Indonesia sebagai negara pemegang saham terbesar ketiga pada IsDB akan siap bekerja sama dengan IsDB sebagai mitra strategis untuk mewujudkan mandat dan tujuan bagi kesejahteraan umat. 

"Pertemuan ditutup dengan harapan bahwa visi bersama negara-negara anggota IsDB tersebut dapat terwujud secara nyata," tulis Kemenkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×