kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.950   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Habibie: Suka impor, ilmuwan RI di luar negeri


Senin, 25 Mei 2015 / 06:29 WIB
Habibie: Suka impor, ilmuwan RI di luar negeri
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) telah memberikan tambahan insentif makroprudensial selama tahun 2023.REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie mengungkapkan keprihatinannya atas banyaknya anak muda berbakat Indonesia yang justru bekerja di luar negeri. Menurut Habibie, keputusan mereka hijrah tak lain dari kebijakan pemerintah selama ini yang lebih gemar impor produk, yang sebenarnya bisa diciptakan sendiri oleh putra-putri Indonesia.

"Kenapa mereka tidak pulang? Kalau dia pulang di sini, tidak ada lapangan kerjanya. Karena ada impor dari anak bangsa lain sedangkan anak-anak Anda mampu buatnya, ngapain dia di sini? Dia nganggur, dia kerja lain, realistis saja," ucap Habibie usai acara pengukuhan 10 anggota baru Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di kediamannya, Minggu (24/5/2015) malam.

Apabila mereka dipaksakan untuk di Indonesia, lanjut Habibie, yang ada para ilmuwan itu justru menjadi broker atau calo berbagai proyek. Maka dari itu, Habibie mengingatkan pemerintah untuk konsisten memanfaatkan produk dalam negeri.

"Kenapa perlu konsentrasi ke situ, karena di belakangnya ada jaminan kerja. Kalau sudah, maka jalankanlah dengan konsekuen karena dibutuhkan waktu tak sekejap," ucap dia.

Habibie mengaku anak-anak muda Indonesia yang menjadi peneliti hingga pencipta produk-produk hebat sebenarnya sangat ingin kembali ke Indonesia. Dia menyebutkan, salah satu anak didiknya yang menjadi teman diskusi soal pembuatan pesawat terbang.

"Dia menyatakan, kalau dipanggil, siap pulang ke Indonesia. Inilah contoh bahwa ini panggilan membangun bangsa, siapa lagi kalau bukan kita sendiri," ucap pria yang lama menetap di Jerman sebagai pembuat pesawat terbang itu.

Namun, selama pemerintah belum memiliki komitmen untuk menggunakan produk dalam negeri, Habibie sarankan agar mereka tetap mengasah kemampuannya di negara lain. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×