kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Gubernur BI Sebut Neraca Pembayaran Berpotensi Surplus US$ 2,6 Miliar pada 2022


Rabu, 21 Desember 2022 / 11:45 WIB
Gubernur BI Sebut Neraca Pembayaran Berpotensi Surplus US$ 2,6 Miliar pada 2022
ILUSTRASI. Petugas keamanan mengawasi proses bongkar muat kontainer di Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (19/3). Gubernur BI Sebut Neraca Pembayaran Berpotensi Surplus US$ 2,6 Miliar pada 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di sepanjang tahun 2022 berpotensi kembali mencetak surplus. Meski, menciut dari surplus pada tahun lalu.

Asal tahu saja, NPI pada tahun 2021 mencetak surplus sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar 1,1% dari produk domestik bruto (PDB). 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, surplus NPI pada tahun ini sekitar US$ 2,6 miliar. 

Baca Juga: Ini Penyebab Cadangan Devisa Indonesia Naik Menurut BI

“Kalau berkaitan dengan neraca pembayaran, tahun ini masih akan surplus. Sebesar US$ 2,6 miliar,” tegas Perry dalam High Level Panel Outlook Ekonomi 2023, Rabu (21/12) di Jakarta. 

Meski NPI berpotensi mencetak surplus, Perry melihat neraca transaksi berjalan pada tahun 2023 akan berada di level seimbang atau di 0% PDB. 

Setelah pada tahun 2022, Perry meyakini terjadi surplus neraca transaksi berjalan sebesar 0,4% PDB hingga 1,25 PDB. 

Ini didorong oleh potensi kenaikan impor pada tahun 2023. Namun, bukan melulu buruk, kenaikan impor pada tahun depan justru mencerminkan kenaikan aktivitas ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Begini Prospek Saham Sektor Properti

Dari neraca transaksi modal, Perry melihat masuknya aliran penanaman modal asing (PMA) ke dalam negeri. Pun arus invetsasi portofolio masuk diharapkan makin deras masuk ke Indonesia. 

Ini juga akan membawa angin segar terhadap prospek nilai tukar rupiah untuk bergerak ke level fundamentalnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×