Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) di sepanjang tahun 2022 berpotensi kembali mencetak surplus. Meski, menciut dari surplus pada tahun lalu.
Asal tahu saja, NPI pada tahun 2021 mencetak surplus sebesar US$ 3,5 miliar atau sekitar 1,1% dari produk domestik bruto (PDB).
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan, surplus NPI pada tahun ini sekitar US$ 2,6 miliar.
Baca Juga: Ini Penyebab Cadangan Devisa Indonesia Naik Menurut BI
“Kalau berkaitan dengan neraca pembayaran, tahun ini masih akan surplus. Sebesar US$ 2,6 miliar,” tegas Perry dalam High Level Panel Outlook Ekonomi 2023, Rabu (21/12) di Jakarta.
Meski NPI berpotensi mencetak surplus, Perry melihat neraca transaksi berjalan pada tahun 2023 akan berada di level seimbang atau di 0% PDB.
Setelah pada tahun 2022, Perry meyakini terjadi surplus neraca transaksi berjalan sebesar 0,4% PDB hingga 1,25 PDB.
Ini didorong oleh potensi kenaikan impor pada tahun 2023. Namun, bukan melulu buruk, kenaikan impor pada tahun depan justru mencerminkan kenaikan aktivitas ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan Naik, Begini Prospek Saham Sektor Properti
Dari neraca transaksi modal, Perry melihat masuknya aliran penanaman modal asing (PMA) ke dalam negeri. Pun arus invetsasi portofolio masuk diharapkan makin deras masuk ke Indonesia.
Ini juga akan membawa angin segar terhadap prospek nilai tukar rupiah untuk bergerak ke level fundamentalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News