kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.774   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Gubernur BI Prediksi The Fed Bakal Kembali Kerek Suku Bunga Pada September 2023


Selasa, 01 Agustus 2023 / 20:14 WIB
Gubernur BI Prediksi The Fed Bakal Kembali Kerek Suku Bunga Pada September 2023
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat konferensi pers laporan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Kuartal II 2023, Selasa (1/8).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuannya pada September 2023.

Untuk diketahui, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25% - 5,5% pada akhir Juli 2023 lalu.

“Saya memprediksi pada September The Fed itu masih akan naik lagi,” tutur Perry dalam konferensi pers, Selasa (1/8).

Meski begitu, Perry masih terus memantau perkembangan pertumbuhan ekonomi di AS juga perkembangan inflasinya apakah akan turun lebih cepat atau tidak. Menurutnya saat ini kondisi ekonomi di AS masih cukup baik.

Baca Juga: Suku Bunga Amerika Tinggi, Utang Berbasis Dollar AS Emiten Mendaki

“Sehingga sampai sekarang kami masih perkirakan The Fed akan menaikkan lagi (suku bunga) di September menjadi 5,75%. Ini bersaing dengan BI rate,” kata Dia.

Untuk diketahui, BI masih menahan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2023.

Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan, suku bunga acuan pada bulan ini tetap di level 5,75%.  

"Keputusan mempertahankan ini konsisten dengan stance kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran pada sisa tahun 2023 dan juga tahun 2024," tutur Perry, Selasa (25/7) di Jakarta.

Perry mematok, inflasi IHK tetap bergerak di kisaran 3% yoy plus minus 1% hingga akhir 2023. Kemudian turun ke kisaran 2,5% yoy plus minus 1% pada tahun 2024.

Baca Juga: Intip Prediksi Pergerakan Rupiah di Awal Agustus Hari Ini

Ia menambahkan, fokus kebijakan moneter saat ini diarahkan pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation.

Selain itu, pengendalian Rupiah juga untuk memitigasi dampak rambatan dari ketidakpastian pasar keuangan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×