Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan laju inflasi bulan Januari 2015 cukup terkendali. Inflasi awal tahun ini diperkirakan cukup rendah lantaran pemerintah kembali menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Gubernur BI Agus Martowardojo, mengatakan, penurunan harga BBM yang mulai berlaku pada Senin (19/1) bisa menurunkan laju inflasi sebesar 0,5%. Dengan begitu, BI memperkirakan, laju inflasi pada Januari 2015 berada di kisaran 0,26%-0,28%.
Meski begitu, perkiraan laju inflasi tersebut baru memperhitungkan kondisi hingga pekan kedua bulan ini. Untuk menghitung laju inflasi keseluruhan hingga akhir bulan, Agus mengatakan, BI masih perlu melihat laju inflasi yang terjadi pada pekan ketiga dan pekan keempat. Meski begitu, Agus menilai, laju inflasi bulan ini lebih baik ketimbang laju inflasi Desember 2014 lalu yang mencapai 2,4%.
Agus menambahkan, BI juga memperkirakan neraca perdagangan pada Desember 2014 akan tercatat surplus setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit. "Jika neraca perdagangan pada Desember 2014 positif, artinya ekspor non migas berkembang dengan baik dan impor migas bisa dikendalikan," kata Agus, Jumat (16/1).
Sekadar informasi, pemerintah kembali menurunkan harga BBM jenis premium dan solar. Harga premium turun Rp 1.000 per liter menjadi Rp 6.600 per liter sementara harga solar menajdi Rp 6.400 per liter.
Meski sudah diumumkan, penurunan harga BBM baru berlaku Senin pekan depan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, mengatakan, jeda waktu tersebut agar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) bisa menghabiskan stok BBM dengan harga lama. Dengan begitu, Pertamina terhindar dari kerugian akibat penurunan harga BBM.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News