kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.664   -174,00   -1,12%
  • IDX 7.505   8,78   0,12%
  • KOMPAS100 1.165   3,78   0,33%
  • LQ45 928   -1,48   -0,16%
  • ISSI 226   1,44   0,64%
  • IDX30 478   -1,72   -0,36%
  • IDXHIDIV20 574   -2,54   -0,44%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,28   0,20%
  • IDXQ30 160   -0,47   -0,29%

Menko Perekonomian yakin inflasi 2015 lebih baik


Jumat, 02 Januari 2015 / 16:38 WIB
Menko Perekonomian yakin inflasi 2015 lebih baik
ILUSTRASI. Durian, buah tropis dari Asia Tenggara, kini semakin populer di China.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil optimistis kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium akan berdampak pada perbaikan perekonomian negara, termasuk penurunan angka inflasi. Ia berharap target inflasi yang rendah tahun depan bisa tercapai.

"Mudah-mudahan bisa mencapai target inflasi rendah tahun depan, ya target inflasi 4,5 plus minus satu persen," ucap Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (2/1).

Diakui Sofyan, kebijakan penyesuaian harga BBM memiliki implikasi terhadap tingkat inflasi nasional pada 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi nasional pada 2014 mencapai 8,36%, atau sedikit lebih rendah dari laju inflasi pada 2013 sebesar 8,38%.

Menurut Sofyan, selain dampak kebijakan BBM, angka inflasi yang mencapai 8,36% tersebut juga merupakan akibat dari banjir yang melanda sejumlah daerah. "Itu juga menyumbang. Tahun depan kita akan lebih baik karena BBM telah diturunkan yaitu proses deflasi," kata dia.

Selanjutnya, pemerintah akan melakukan berbagai upaya dalam menekan laju inflasi. Misalnya, dengan memperketat kontrol terhadap harga barang-barang yang diatur pemerintah. "Misalnya beras karena kemarin sempat ada lonjakan harga beras, terutama di daerah banjir. Barang-barang yang harganya dikontrol pemerintah akan kita atur akan kita atur lebih detail," ujar dia.

Menurut Kepala BPS Suryamin, tingkat inflasi yang relatif tinggi di 2014 ini dipengaruhi oleh komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, di antaranya bensin yang menyumbang andil 1,04%. Selain itu, tarif listrik menyumbang andil inflasi pada 2014 sebesar 0,64%, angkutan dalam kota 0,63%, cabai merah 0,43 persen, beras 0,38% dan bahan bakar rumah tangga 0,37%.

Komoditas lainnya seperti tarif angkutan udara juga ikut menyumbang laju inflasi nasional 2014 yaitu 0,22%, diikuti oleh cabai rawit sebesar 0,19% dan nasi dengan lauk 0,18%. Secara keseluruhan, tingkat inflasi nasional dipengaruhi oleh tingginya laju inflasi pada Desember 2014 yang tercatat mencapai 2,46%, karena terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi pada November lalu.

Sementara itu, inflasi komponen inti Desember 2014 tercatat sebesar 1,02% dan inflasi inti secara tahunan (yoy) mencapai 4,93%. Kelompok yang menjadi penyumbang inflasi tinggi pada Desember antara lain kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 5,55%, diikuti kelompok bahan makanan 3,22%.

Kemudian, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, inflasi sebesar 1,96%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,45% dan kelompok kesehatan 0,74%. Terakhir, kelompok sandang ikut menyumbang inflasi pada Desember 2014 yaitu sebesar 0,64% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang hanya menyumbang inflasi 0,36%. (Icha Rastika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×