kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.664   -174,00   -1,12%
  • IDX 7.506   10,12   0,13%
  • KOMPAS100 1.165   4,03   0,35%
  • LQ45 929   -1,15   -0,12%
  • ISSI 226   1,50   0,67%
  • IDX30 478   -1,57   -0,33%
  • IDXHIDIV20 574   -2,35   -0,41%
  • IDX80 133   0,32   0,24%
  • IDXV30 142   0,42   0,29%
  • IDXQ30 160   -0,39   -0,24%

BI: Inflasi 8,36% masih terkendali


Jumat, 02 Januari 2015 / 17:23 WIB
BI: Inflasi 8,36% masih terkendali
ILUSTRASI. Pelepasan saham oleh institusi, manajemen, maupun investor kondang sedang marak menimpa sejumlah emiten.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Bank Indonesia menyatakan, inflasi bulan Desember 2014 meningkat tinggi dan sedikit melebihi perkiraan. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan, inflasi pada bulan Desember 2014 mencapai 2,46% secara bulanan atau month to month (mtm).

Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan bank sentral sebelumnya, yaitu dikisaran 2,1%-2,2% untuk inflasi pada akhir tahun lalu. Dengan begitu, inflasi secara tahunan mencapai 8,36%.

Realisasi inflasi tersebut, kata Agus, sedikit lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia, terutama karena lebih tingginya inflasi kelompok volatile food akibat gejolak harga komoditas beras dan aneka cabai yang masih terjadi hingga penghujung tahun.

“Kami dapat memahami bahwa inflasi Desember cukup tinggi dan kami harapkan pada bulan Januari sudah akan kembali menurun,” jelas Agus di Gedung BI, Jakarta, Jumat (2/1).

Meski begitu, kata Agus, inflasi sepanjang tahun 2014 tetap terkendali pada single digit ditengah tingginya tekanan inflasi kelompok administered prices yang bersumber dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, penyesuaian tarif tenaga listrik untuk kelompok rumah tangga dan industry, kenaikan LPG 12 kg dan penyesuaian tarif angkutan udara.

Agus bilang, terjaganya inflasi inti menyebabkan terjaganya perkembangan inflasi 2014 yang sedikit lebih baik dibandingkan dengan inflasi 2013 yang secara tahunan berada di posisi 8,38%. Inflasi inti, jelas Agus, terkendali pada level 4,93% secara tahunan di tengah meningkatnya inflasi dari sisi biaya atau cost push akibat kenaikan harga komoditas yang diatur pemerintah dan gejolak harga pangan.

Capaian ini, sebut Agus, tidak terlepas dari peran kebijakan Bank Indonesia dalam mengelola permintaan domestik, menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi serta semakin baiknya koordinasi kebijakan pengendalian inflasi antara bank sentral dan pemerintah.

“Ke depan, Bank Indonesia memandang risiko tekanan inflasi masih cukup besar meskipun harga beberapa komoditas terutama energi cenderung menurun,” ucap Agus.

Lebih lanjut Agus menambahkan, dalam jangka pendek, tekanan inflasi dari kelompok pangan diperkirakan masih cukup tinggi. Terutama yang terkait dengan faktor cuaca yang kurang mendukung.

Selain itu, risiko inflasi diperkirakan juga bersumber dari kelompok administered prices seiring dengan kebijakan reformasi subsidi energi yang tengah berlangsung. Menghadapi hal tersebut, kata Agus, Bank Indonesia akan memperkuat bauran kebijakan dan meningkatkan koordinasi pengendalian inflasi dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk meminimalkan dampak lanjutan yang timbul serta mengelola ekspektasi inflasi masyarakat.

“Dengan bauran kebijakan tersebut dan berbagai langkah kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya, Bank Indonesia meyakini bahwa inflasi akan terkendali dan dapat segera kembali pada lintasan sasarannya yaitu 4% plus minus 1% pada tahun 2015,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×