kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Gerindra: Sentimen ganti presiden meningkat di Pilkada serentak


Minggu, 01 Juli 2018 / 08:45 WIB
Gerindra: Sentimen ganti presiden meningkat di Pilkada serentak
ILUSTRASI. Suasana TPS Pilkada Serentak


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan sentimen ganti presiden 2019 meningkat di Pilkada Serentak 2018, sehingga suara pasangan calon yang didukung Partai Gerindra jadi terdongkrak seperti dalam pemilihan gubernur (pilgub) di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

"Bagi kami, Pilkada Serentak 2018, bagaimana mesin Partai Gerindra dan koalisi kami bekerja secara maksimal," ucap Ferry saat menjadi pemateri diskusi Polemik bertema 'Pilkada, Kotak Kosong dan Pilpres' di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).

Misalnya di pilgub Jawa Barat, sebuah keberhasilan karena mendukung seorang kandidat yang tadinya memiliki tingkat popularitas rendah kurang dari 10 %. Begitu pula yang terjadi di Jawa Tengah.

"Di Jawa Barat, Sudrajat-Syaikhu menghadapi Ridwan Kamil yang memiliki popularitas 70 % ke atas. Di Jawa Tengah lebih tinggi lagi 80 %," ujar Ferry.

Ia mengatakan popularitas Sudrajat bisa terdongkrak karena memang calonnya baik dan ada upaya dari mesin Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN).

Kemudian di Jawa Tengah juga ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Ternyata itu tak mampu terekam lembaga survei. Margin error terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di Jawa Barat rata-rata menempatkan Sudrajat paling tinggi 10 %. Saya ingin tanya, kenapa hanya terjadi di Jawa Barat dan Jawa Tengah, sementara di provinsi lain angkanya lebih baik," ucapnya.

Kemudian ia mempertanyakan apakah kesalahannya ada di metodologi atau bukan.

"Bisa saja surveyor melakukan survei di satu minggu atau dua minggu terakhir jelang pencoblosan. Jadi pergerakan undecided voters mungkin satu hingga dua hari jelang pencoblosan. Kami ambil kesimpulan undecided voters mengambil keputusan ke pasangan yang kami dukung. Di situ ada sentimen ganti presiden," kata dia. (Chaerul Umam)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Waketum Gerindra: Sentimen Ganti Presiden 2019 Kental di Pilkada Serentak 2018,

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×