Reporter: Abdul Basith, Kiki Safitri, Sinar Putri S.Utami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil hitung cepat (quick count) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di 171 daerah memunculkan peta politik menarik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Dari hasil hitung cepat Pilkada yang dilakukan sejumlah lembaga survei terlihat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai penyokong utama presiden petahana, Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019, mengalami banyak kekalahan.
Ini tergambar dari hasil Pilkada di 17 provinsi pada Rabu (27/6) kemarin. Dari 17 provinsi yang memilih kepala daerahnya, hanya empat yang berhasil dimenangkan PDIP. Empat provinsi itu adalah Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Dengan demikian PDIP hanya berhasil mendulang suara 23,57% dalam Pilkada kali ini.
Bahkan bila dikerucutkan lebih dalam, dari empat provinsi padat penduduk di Jawa dan Sumatera, PDIP hanya berjaya di Jawa Tengah. Kendati begitu, PDIP masih lebih baik dari Partai Gerindra yang akan mengusung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019.
Dari 17 Pilgub, Gerindra hanya mampu menang di tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Maluku. Sedangkan, untuk Pilkada di Pulau Jawa, Gerindra gagal total karena seluruh calon yang diusung kalah bersaing dengan lawannya.
Melihat fenomena itu, Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby mengatakan, yang akan berpengaruh dari hasil Pilkada serentak tahun ini terhadap hasil Pilpres 2019, adalah peta koalisi yang akan dibangun. Pasalnya, dalam Pilkada ini koalisi yang bisa memenangkan kontestasi kerap berbeda dengan koalisi nasional yang akan terbentuk.
Koalisi nasional yang dibangun Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Gerindra sukses di sejumlah titik penting. Tapi, mereka bisa dibilang gagal di Pilkada Jawa, padahal Jawa jadi kunci. "Dengan total populasi hampir 50% populasi nasional, Pulau Jawa akan menentukan," ujar Adjie, Rabu (27/6).
Adjie memprediksi, bila koalisi nasional PKS, PAN, dan Gerindra dilanjutkan secara konsisten ke Pilpres tahun depan, maka kemungkinan agak sulit untuk merebut suara terbanyak. Namun, bukan mustahil ketiganya akan berkoalisi pada Pilpres nanti.
Sementara itu Partai Golkar bisa dibilang sukses di Pilkada 2018 ini. Sebab, Golkar memenangkan sembilan dari 17 Pilkada provinsi. Oleh karena itu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bilang, usai Pilkada pihaknya akan merapatkan barisan untuk mendukung Jokowi dalam Pilpres tahun depan.
Airlangga percaya diri, Golkar dapat berbicara banyak dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pilpres tahun depan. "Ini menjadi modal awal dan kami masih punya waktu untuk mempersiapkan semuanya agar meraih hasil lebih baik," tutur Airlangga.
Dukungan terhadap Jokowi dalam Pilpres nanti dianggap Airlangga sudah final sehingga kemenangan di sejumlah daerah bisa jadi modal untuk memenangkan Jokowi di daerah yang sama.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Mardani Ali Sera mengatakan, meski ada beberapa daerah yang kalah dalam Pilkada serentak kali ini, perolehan suara PKS dinilai cukup menggembirakan di Jawa Barat maupun Jawa Tengah. Menurutnya, perolehan suara calon yang diusung PKS dan Gerindra memiliki selisih yang sangat tipis dari paslon yang unggul.
Dengan hasil pilkada tersebut, Mardani menyatakan, pihaknya mampu untuk meruntuhkan hasil survei sebelumnya yang diprediksi hanya bisa meraup suara tidak kurang dari 20%. Apalagi selain perolehan suara yang cukup banyak di kedua daerah itu, PKS juga memenangkan Pilkada di Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.
Quick Count Pilkada | |
Total Provinsi : 17 | |
Partai Politik | Kemenangan |
Partai Nasdem | 11 |
PAN | 10 |
Partai Golkar | 9 |
Partai Hanura | 9 |
PPP | 7 |
PKS | 7 |
PKB | 6 |
Partai Demokrat | 5 |
PDIP | 4 |
Partai Gerindra | 3 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News