Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya menilai pemerintah saat ini memegang peranan penting dalam penanggulangan wabah Covid-19. Apalagi di sisi lain, kalangan swasta saat ini menghadapi masa sulit.
"Bukan hanya government, tapi governance harus diutamakan. Kemudian leadership, bukan management. Selanjutnya entrepreneurship, bukan profesionalism. Karena Covid-19 menjadi ujian bagi kepemimpinan," ungkap Hermawan dalam acara bertajuk MarkPlus Industry Roundtable Government Sector Perspective, sebagaimana rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (8/5).
Baca Juga: Hermawan Kartajaya: Semua sektor akan membaik dan tancap gas pada 2021
MarkPlus Inc dan Jakarta Chief Marketing Officer (CMO) kembali menghadirkan MarkPlus Industry Roundtable online edisi ketujuh yang membahas sektor pemerintahan, Jumat (8/5). Enam edisi MarkPlus Industry Roundtable sebelumnya sukses dihadiri lebih dari 400 pengunjung yang masuk lewat aplikasi Zoom.
Dalam rilis yang diterima KONTAN, Hermawan menyebutkan leadership sangat berperan penting mengingat vaksin Covid-19 belum menunjukkan tanda-tanda ditemukan. Artinya, ketika ekonomi terbuka kembali, masyarakat memasuki era next normal di mana Covid-19 harus dihadapi tanpa vaksin.
Soekarwo, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) setuju dengan pernyataan Hermawan bahwa Covid-19 tidak hanya memberikan dampak ekonomi dan sosial, tapi juga manajemen pemerintahan. Pemerintah harus mengalokasikan sumber daya terbatas agar bagaimana ekonomi tetap berjalan, mulai dari stimulus agar konsumsi masyarakat tetap berjalan sampai stimulus kepada UKM.
Baca Juga: Pariwisata diprediksi mulai stabil tahun 2022, turis lokal jadi pendorongnya
"Yang menjadi tantangan adalah manajemen pemerintahan antara pusat dan daerah. Karena penanganan Covid-19 haruslah satu pintu, one gate policy. Integrasi itu sangat berat. Pemerintah daerah jangan ambil keputusan sendiri-sendiri. Karena demokrasi dan ketaatan terhadap hukum harus berbanding lurus," ujar mantan Gubernur Jawa Timur tersebut.
Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal Malik menyatakan, ada tiga hal yang ditangani pemerintah pusat terkait Covid-19. Ketiga hal itu adalah pencegahan, memperkuat daya tahan tubuh masyarakat, serta membangun sistem kesehatan yang kuat.
"Ada dua skenario disiapkan pemerintah. Pertama, jika Covid-19 berlanjut maka fokus penanganan, pencegahan, sistem kekebalan dan kesehatan, sampai pangan harus diperkuat. Itu fokusnya. Kalau selesai, katakanlah di Bulan September, tahun 2021 fokus pemulihan ekonomi terutama sektor-sektor vital untuk kesejahteraan masyarakat. Terutama sektor pendorong seperti invetasi dan pariwisata," ungkap Akmal.
Baca Juga: Founder Markplus: Asia lebih cepat bangkit dari pandemi COVID-19 dibandingkan Barat
Mengenai leadership atau kepemimpinan soal penanganan Covid-19 ini, Soekarwo juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi. Ia mencontohkan siaran pers pemerintah setiap sore untuk update jumlah kasus Covid-19 di Indonesia menjadi perhatian.
"Juru bicara pemerintah Achmad Yurianto sempat membacakan data menggunakan masker. Kalau seperti itu nanti suara tidak jelas dan bisa dipermainkan. Makanya sekarang Yuri lepas masker ketika bicara. Dan yang paling penting bagaimana bisa diterima oleh semua lapisan masyarakat. Di sini faktor budaya ikut berpartisipasi," sambung Soekarwo.
Dalam survei yang dilakukan MarkPlus selama sekitar satu minggu terakhir lewat 215 responden, awareness masyarakat terhadap komunikasi pemerintah terkait update Covid-19 memang cukup tinggi. Survei yang dipublikasikan di MarkPlus Industry Roundtable ini memperlihatkan, masyarakat paling sering menerima informasi terkait jumlah sebaran orang dalam risiko (ODR), oran dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP). Setelah itu, perhatian terhadap cara pencegahan wabah Covid-19 dan imbauan bekerja dari rumah (WFH).
Sementara televisi adalah medium paling sering digunakan dengan 79,5%. Posisi kedua dengan 53,5% responden menjawab website atau portal berita. Hal yang menarik, mayoritas masyarakat usia di bawah 25 tahun menerima informasi lewat Instagram, sebesar 54,2%. Total 76,7% responden mengaku menerima informasi terkait Covid-19 setiap hari.
Baca Juga: Rhenald Kasali: Bukan kebangkrutan, tapi merger dan akuisisi pascacorona
Medium website pemerintah menjadi yang sering ditonton, namun hanya 42,3% dari responden. Padahal 53,5% responden mengharapkan update informasi dari website pemerintah.
Faktor yang dilihat dalam survei ini juga tingkat kepercayaan publik. Dari skor 1 sampai 6, nilai kepercayaan publik rata-rata ada di angka 4. Ada tiga poin, keterbukaan dengan skor 4,3. Kemudian keterpercayaan dengan skor 4,37 dan terakhir keandalan dengan skor 4,27.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News