kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

FFR naik empat kali, BI masih pede bunga rendah


Jumat, 02 Maret 2018 / 17:45 WIB
FFR naik empat kali, BI masih pede bunga rendah
ILUSTRASI. Bank Indonesia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) optimistis tekanan pada nilai tukar rupiah yang belakangan ini terjadi akan mereda. Pada Jumat (2/3), kurs tengah BI menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,34% di level Rp 13.746 per dollar AS.

Potensi penguatan rupiah mengingat secara fundamental, ekonomi Indonesia tidak memiliki persoalan. Hanya saja, ada pemicu dari pidato Ketua The Federal Reserves Jerome Powell yang membuat pasar beranggapan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga hingga empat kali pada tahun ini.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, sekalipun kenaikan suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) lebih dari empat kali, kebijakan moneter terutama suku bunga BI masih kurang alasan untuk dinaikkan.

"Bukan berarti kalau Fed naikkan, terus BI naikkan bunga. Buktinya Fed sudah naikkan bunga lima kali, dan BI bisa turunkan bunga delapan kali. Jadi penting sekali untuk kita bisa menjaga fundamental ekonomI," kata Mirza di Gedung BI, Jumat (2/3).

Mirza bilang, bank sentral bisa mempertahankan bunga yang rendah, lantaran inflasi bisa dijaga rendah antara 3%-3,6% selama tiga tahun terakhir. Defisit dari ekspor impor barang dan jasa (CAD) juga terjaga di bawah 2%.

"Selama di bawah 2,5% PDB itu defisit yang menurut kami sehat," ucapnya.

Mirza mengatakan, kinerja impor pada bulan lalu, di mana ada kenaikan pada consumer goods, raw material, dan capital goods juga menunjukkan aktivitas ekonomi bergerak. "Justru itu bagus, dan ekspor kita masih relatif bagus terutama yang didorong oleh komoditas. Memang dalam jangka panjang perlu lakukan restrukturisasi supaya ekspor non komoditi, non CPO, dan non batubara naik," paparnya.

Oleh karena itu, menurut Mirza, selama inflasi rendah, CAD terkendali, neraca pembayaran bisa dijaga surplus, defisit APBN dikendalikan di level yang sehat, maka FFR naik empat kali, tak perlu dikhawatirkan.

"Selain itu, pemerintah komitmen lakukan structural reform, maka enggak usah khawatir," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×