Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menambahkan, tidak ada pesan khusus dari presiden terkait jalur non tol.
Karena memang tidak ada peristiwa yang menonjol yang ada di jalur non tol. Adapun peristiwa yang menonjol pada mudik kali ini adalah adanya kecelakaan di jalur tol.
Kemudian, tahun ini integrasi manajemen antara jalur tol dan non tol sudah semakin bagus. Karena pemerintah daerah melalui polda, polres memberi diskresi untuk kerja sama antar daerah melakukan rekayasa lalu lintas termasuk one way lokal.
Baca Juga: Menhub Nilai Angkutan Lebaran Berjalan Baik
"Bahkan kemudian terkoneksi dengan volume yang lewat di tol sehingga delaying sistem yang diberlakukan sekarang ini juga memanfaatkan jalur jalur arteri," jelas Muhadjir.
Berdasarkan hasil survei mobile positioning data (MPD) yang dilakukan oleh operator telekomunikasi Telkomsel, jumlah pergerakan masyarakat secara nasional selama periode 3-18 April 2024 adalah sebesar 242,6 juta pergerakan.
Sementara, di wilayah Jabodetabek terdapat sebesar 41,5 juta pergerakan. Kemudian penggunaan angkutan umum juga meningkat dibandingkan tahun 2023, serta lalu lintas jalan yang relatif lancar dengan kecepatan rata-rata kendaraan sekitar 70-75 Km/Jam.
Baca Juga: Periode Mudik-Balik 2024, Pergerakan Capai 242 Juta Orang
Sepanjang masa Angkutan Lebaran, Korlantas juga telah melakukan rekayasa lalu lintas dengan 27 kali pelaksanaan contra flow di Jakarta-Cikampek-Cipali, 20 kali one way di tol, dan 197 kali kali one way di luar tol di Jawa Barat.
Selain itu, telah dilakukan juga 40 kali delaying system di kawasan penyeberangan sejak km 13 hingga km 68 saat arus mudik. Hal ini dilakukan dikarenakan adanya antrian dan kenaikan volume kendaraan.
Meski begitu, kecepatan kendaraan meningkat 0,8 km/jam dibanding tahun lalu. Artinya, waktu tempuh perjalanan arus mudik menjadi lebih cepat 11 menit dari tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News