Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
Hal ini juga terlihat dari data BPS yang menyebut bahwa ekspor komoditas non minyak dan gas (non migas) Indonesia ke China tergerus US$ 211,9 juta dan impor non migas dari negara tirai bambu tersebut juga terkontraksi US$ 125,2 juta dari bulan sebelumnya.
Setelah memengaruhi perdagangan, Iskandar pun melihat bahwa dampak virus ini bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, meski pemerintah masih belum bisa memprediksi angka pastinya. Hanya saja, Iskandar tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa di level 5%.
Oleh karenanya, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah akan mendorong permintaan domestik sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa ditopang oleh sektor konsumsi.
Baca Juga: BPS: Efek virus corona ke perdagangan baru mulai terlihat di Februari 2020
Selain itu, dari sisi pariwisata, pemerintah menyediakan diskon tiket bagi wisatawan domestik yang ingin pergi ke Indonesia.
"Ini termasuk pengalihan dari yang membatalkan penerbangan ke China itu. Kita alihkan ke domestik saja," tambah Iskandar.
Akan tetapi, Iskandar mengatakan bahwa pemerintah tetap waspada akan dampak lebih lanjut dari wabah ini apabila tidak bisa diselesaikan dalam jangka pendek. Oleh karenanya, pemerintah akan tetap berjaga untuk memantau perkembangannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News