Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melihat dampak penyebaran virus Corona terhadap perdagangan Indonesia akan mulai terlihat pada bulan Februari 2020. Sementara di awal tahun ini, BPS melihat dampaknya masih tidak terlalu besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia.
"Data yang disajikan oleh BPS adalah data secara bulanan, jadi akumulasi di bulan Januari. Sementara dampak Corona baru terlihat di seminggu terakhir di Januari. Jadi, secara keseluruhan tidak ada pengaruh signifikan," jelas Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (17/2) di Jakarta.
Meski begitu, ekspor Indonesia ke negara tirai bambu tersebut tercatat mengalami penurunan sebesar US$ 211,9 juta secara bulanan. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan adalah bijih, terak, dan abu logam yang turun 75,81% mom, lemak hewan nabati yang turun 65,58% mom, serta bahan kimia organik yang turun 28,27% mom.
Baca Juga: Pemerintah akan beri diskon untuk gairahkan pariwisata yang lesu akibat wabah corona
Selain ekspor, BPS juga mencatat adanya penurunan impor dari China sebesar US$ 125,2 juta. Penurunan terbesar impor terjadi pada golongan barang mesin dan peralatan mekanis sebesar 11,24% mom dan besi dan baja yang turun 10,97% mom.
Untuk selanjutnya, Suhariyanto menyarankan untuk seluruh negara di dunia untuk waspada dengan adanya dampak lebih lanjut dari penyebaran virus Corona ini, terutama potensi dampaknya terhadap pengurangan pertumbuhan ekonomi.
Khusus untuk Indonesia, Suhariyanto mengatakan bahwa dampak yang paling akan terasa ada pada ke kunjungan wisatawan mancanegara (wisman). Apalagi, kontribusi kunjungan wisman dari China di sepanjang tahun 2019 mencapai 12% dari total kunjungan.
Baca Juga: Neraca dagang alami defisit US$ 864 juta di Januari, ini penjelasan lengkap BPS
Selain itu, Suhariyanto juga melihat adanya potensi penurunan kinerja ekspor Indonesia. Apalagi, dengan adanya penyebaran virus Corona, ada beberapa daerah di China yang ditutup selama 90 hari sehingga mengganggu aktivitas produksi.
Ke depan, Suhariyanto juga berharap agar tim medis segera menemukan obat untuk meredakan penyebaran virus ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News