Reporter: Rashif Usman | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai di atas 5% pada kuartal I-2024. Hal ini dikarenakan adanya momentum Ramadan dan Lebaran yang mendorong perekonomian nasional
Ekonom dari Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 4,9% hingga 5% pada kuartal I-2024. Menurutnya, momentum Ramadan dan Lebaran mendorong permintaan terhadap berbagai produk barang dan jasa, sehingga bisa menggerakkan perekonomian.
"Permintaan terhadap berbagai produk barang dan jasa mengalami peningkatan, sehingga menggerakkan perekonomian serta meningkatkan jumlah uang beredar. Itu bisa terlihat pada agregat perekonomian yang diukur dari produk domestik bruto," kata Yusuf kepada Kontan, Rabu (1/5).
Baca Juga: Pemerintah Perlu Tingkatkan Serapan Tenaga Kerja dari Investasi yang Masuk
Selain itu, faktor seperti belanja pemerintah di kuartal I-2024 relatif ekspansif, di mana pertumbuhan belanja negara terdorong dari realisasi belanja bantuan sosial.
Kendati demikian, dirinya melihat sepanjang kuartal I 2024 ada tantangan inflasi di mana harga komoditas pangan mengalami kenaikan.
Menurutnya, kenaikan harga komoditas pangan ini tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan terutama untuk kelas pendapatan menengah yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.
"Ini menyebabkan kelas menengah melakukan penyesuaian dari pos konsumsi dengan mengurangi pos belanja tertentu atau menggunakan tabungan untuk melakukan konsumsi," ujarnya.
Dari sisi sektor, momentum Ramadan itu juga memiliki dampak kepada sektor yang berkaitan dengan industri manufaktur, perdagangan, dan juga beberapa jasa seperti layanan keuangan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai level sekitar 5% pada kuartal I-2024.
Baca Juga: Sejumlah Ekonom Proyeksikan Inflasi April 2024 Sekitar 3%
Adapun faktor pendorong pertumbuhan tersebut karena melonjaknya konsumsi masyarakat akibat Lebaran dan Pemilihan Umum (Pemilu).
"?Sektor penopangnya sektor perdagangan, makanan dan minuman, hotel dan akomodasi, transportasi dan komunikasi," ungkap Esther kepada Kontan, Rabu (1/5).
Selain itu, dirinya juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2024 akan terkontraksi. Ini disebabkan oleh faktor kenaikan harga minyak dan nilai tukar yang cenderung terdepresiasi.
"Mungkin sekitar 4,9%," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News