kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar, Didorong Ketidakpastian Global


Minggu, 24 Agustus 2025 / 19:17 WIB
Defisit Neraca Transaksi Berjalan Melebar, Didorong Ketidakpastian Global
ILUSTRASI. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar US$ 3,01 miliar, setara defsiit 0,84% dari PDB pada kuartal II-2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca transaksi berjalan kembali mencatat defisit cukup besar pada kuartal II-2025. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar US$ 3,01 miliar, setara defsiit 0,84% dari PDB di kuartal II-2025.

Asal tahu saja, posisi defisit neraca transaksi berjalan tersebut melebar jauh dibanding kuartal I-2025, yang mencatatkan defisit sebesar US$ 228 juta atau 0,07% PDB.

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, menjelaskan bila melihat komponen CAD, yakni surplus barang sebesar US$ 10,581 juta terdiri dari non minyak dan gas (migas) defisit US$ 15,74 miliar, dan migas  defisit US$ 4,19 miliar tidak cukup menutup pelebaran defisit di sisi jasa dan pendapatan.

“Pelebaran defisit jasa terutama dipicu oleh front-loading perdagangan baik ekspor maupun impor sebagai antisipasi tarif dagang AS, yang berdampak pada meningkatnya biaya logistik dan asuransi,” tutur Banjaran kepada Kontan, Minggu (24/8/2025).

Baca Juga: Faktor Global dan Musiman Bikin Defisit Transaksi Berjalan Melebar Kuartal II 2025

Banjaran mencatat, dari sisi pendapatan primer mencatatkan defisit sebesar US$ 9,82 miliar, terutama karena musim pembagian dividen ke investor asing dan pembayaran bunga utang luar negeri yang jatuh tempo. Adapun transfer berjalan masih menyumbang surplus sebesar US$ 1,74 miliar.

Tekanan juga datang dari sisi transaksi keuangan yang mencatat defisit US$ 5,16 miliar. Aliran keluar terbesar berasal dari portofolio investasi senilai US$ 8,07 miliar, meskipun masih ada masuknya Foreign Direct Investment (FDI) sebesar US$ 2,61 miliar dan other investment US$ 311 juta.

Menurut Banjaran, faktor musiman seperti rebalancing indeks global dan musim dividen memang berpengaruh, namun bukan satu-satunya penyebab.

“Faktor non-musiman tampaknya lebih dominan, terutama imbal hasil US Treasury yang masih tinggi serta kondisi ketidakpastian global yang kini menjadi new normal,” katanya.

Ke depan, Banjaran memperkirakan, CAD bisa menyempit seiring normalisasi biaya pengiriman dan asuransi. Meski begitu, Banjaran menyebut risiko tetap terbuka dari harga komoditas ekspor yang stagnan maupun potensi kenaikan harga minyak.

Baca Juga: Pelebaran Defisit Transaksi Berjalan Pengaruhi Neraca Pembayaran RI

Dari sisi keuangan, ekspektasi penurunan Fed Funds Rate (FFR) dapat mendorong aliran modal kembali masuk ke Indonesia, meski arah sentimen masih akan sangat dipengaruhi faktor global dan domestik.

“Seperti yield US Treasury, pergerakan dolar AS, serta dinamika geopolitik, bersama dengan faktor domestik seperti kredibilitas fiskal, stabilitas rupiah, dan langkah kebijakan moneter BI,” jelasnya.

Secara keseluruhan, Banjaran menyebut, melihat kondisi tersebut membuat Neraca Pembayaran Indoensia (NPI)  defisit cukup besar yakni US$ 6,73 miliar pada kuartal II 2025.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, NPI akan tetap baik ditopang defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Serta surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut, di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (20/8/2025).

Adapun ia mencatat, pada kuartal II 2025, defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang pada Juni 2025 mencatat surplus sebesar 4,1 miliar dolar AS, didukung oleh ekspor berbasis sumber daya alam dan produk manufaktur.

Sedangkan pada kuartal III 2025, aliran masuk investasi portofolio ke SBN terus belanjut dimana pada Juli dan Agustus 2025 (hingga 15 Agustus 2025) mencatat net inflows masing-masing sebesar 1,0 miliar dolar AS.

Selanjutnya: FIF Siapkan Rp 1,25 Triliun untuk Pelunasan Obligasi Jatuh Tempo

Menarik Dibaca: Daftar Menu untuk Diet Tanpa Nasi agar Berat Badan Turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×