Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi merosot sebagai dampak langsung dan tidak langsung dari kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia sebesar 32%.
Mengutip Macroeconomic Insights Oleh Bank Mandiri, dampak secara langsung terlihat dari ketergantungan Indonesia dengan AS sebagai salah satu pasar ekspor utama dengan porsi 10% dari total ekspor Indonesia. Hal ini menyebabkan tekanan yang lebih besar pada kinerja ekspor Indonesia.
Sehingga dengan adanya kebijakan tarif tersebut, surplus perdagangan dengan AS menjadi bumerang bagi Indonesia. Padahal Indonesia selalu mencatat surplus perdagangan dengan AS dalam dua dekade terakhir, terutama ditopang oleh ekspor komoditas tekstil, elektronik, CPO, dan produk pertanian lainnya.
Sementara itu dampak tidak langsung akan terasa dari perlambatan mitra dagang utama seperti China dan Asean.
Baca Juga: Daftar Barang yang Bakal Menguras Dompet Rakyat Amerika Akibat Kebijakan Tarif Trump
Efek kebijakan Trump, ekonomi China diprediksi akan melambat akibat perang dagang. Hal ini berpotensi mengurangi permintaan ekspor dari China ke Indonesia.
Terlebih China telah melakukan retaliasi dan mengenakan tarif 34% pada produk AS. Ekses kapasitas produksi di China, Vietnam dan Negara eksportir utama AS lainnya berpotensi menyebabkan arus barang masuk lebih besar ke Indonesia, memperbesar defisit perdagangan dengan China dan mengurangi daya saing produk domestik.
Lebih lanjut, China dan AS merupakan mitra dagang utama Indonesia yang dinilai memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian dalam negeri. Hitungan Bank Mandiri, apabila perekonomian China melambat 1%, maka akan menurunkan ekonomi Indonesia akan melambat 0,39%. Pun apabila ekonomi AS turun 1%, maka akan juga menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,37%.
Senada, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terdampak dari kebijakan tarif Trump.
Mengutip laporan Indef berjudul Manufacturing, investment, and Trade Update, menghitung dampak kebijakan tarif kebijakan AS ke Indonesia akan berdampak 0,05%. Meski demikian Indef menilai dampaknya masih terbilang kecil ke Indonesia, namun sektor-sektor yang bergantung pada ekspor dan impor dari AS akan terdampak, salah satunya adalah impor tekstil dan alas kaki.
Indef pun melihat, Vietnam dan China menjadi negara yang paling terdampak dari kebijakan baru pengenaan tarif ini. Sebagaimana diketahui, Trump mengenakan tarif tarif timbal balik dengan minimal 10%. Untuk Vietnam dikenakan tarif sebesar 46% dan China dikenakan tarif 34%.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diprediksi Terancam Perang Tarif Trump
Sebelumnya, Peneliti Pusat Industri, Perdagangan dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai, dampak kebijakan tarif perdagangan Trump, akan mengurangi pertumbuhan ekonomi Vietnam 0,84%.
“Yang paling besar memang terkena dampak itu Vietnam. Artinya kalau misalnya ekonomi Vietnam tumbuhnya 5%, gara-gara ada kebijakan ini nggak jadi 5%, atau hanya 4,16%, karena reduksi 0,84%,” tutur Ahmad dalam diskusi Indef, Jumat (4/4).
Selain itu, dampak ke pertumbuhan ekonomi China juga dinilai cukup besar, atau akan mengurangi pertumbuhannya sekitar 0,61%.
Selanjutnya: Kumpulan Gift Code Ojol The Game 9 April 2025 Terkini dari Codexplore
Menarik Dibaca: Cara buat Stiker WhatsApp Online Mudah Tanpa Aplikasi Tambahan, Begini Caranya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News