kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%

Ekonom Sebut Target Investasi Rp 13.032 T hingga 2029 Dinilai Agresif, Ini Syaratnya


Kamis, 04 Desember 2025 / 13:31 WIB
Ekonom Sebut Target Investasi Rp 13.032 T hingga 2029 Dinilai Agresif, Ini Syaratnya
ILUSTRASI. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani (tengah) bersama Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu (kiri) dan Sekretaris Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rudy Salahuddin (kanan) menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025). Rapat tersebut membahas realisasi investasi pada tahun 2025, skema dan jenis perizinan berinvestasi di Indonesia dengan negara lain di Asia serta dukungan investasi hilirisasi produk unggulan daerah. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wpa.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mematok target investasi hingga Rp 13.032 triliun sepanjang periode 2025-2029. Akan tetapi, angka tersebut disebut tergolong agresif jika berkaca pada data historis, namun masih dalam koridor yang realistis untuk dicapai.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin memaparkan, sepanjang periode 2014-2024, rata-rata nilai investasi Indonesia hanya mencapai 5,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara itu, target baru yang ditetapkan pemerintah ini sekitar 8,6% dari PDB.

"Target ini relatif agresif. Tetapi jika kita bandingkan dengan kinerja 2025 yang kemungkinan mencapai 8,0% PDB, target tersebut relatif realistis, walau perlu kerja keras," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (4/12/2025).

Meski optimistis, Wijayanto memberikan catatan terkait hambatan utama yang harus dibereskan. Menurut estimasinya, 80% isu investasi di tanah air masih berkutat pada masalah kepastian hukum dan konsistensi regulasi. Dua hal ini dinilai sebagai syarat mutlak jika ingin arus modal masuk deras.

Baca Juga: Ajak Perluas Kerja Sama, Rosan: Brasil Akui Indonesia sebagai Sumber FDI

Sisanya, sekitar 20% hambatan berasal dari biaya logistik, kapasitas birokrasi, dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, ia mendesak agar tiga satuan tugas (satgas) yang dibentuk Kemenko Perekonomian terkait deregulasi, negosiasi dagang, dan perlindungan tenaga kerja harus segera beraksi.

"Kita perlu melakukan benchmarking dengan negara saingan utama kita untuk menarik Foreign Direct Investment (FDI), seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura. Investor akan membandingkan Indonesia dengan negara-negara tersebut," tegasnya.

Lebih lanjut, Wijayanto menambahkan, pemerintah perlu menerapkan pendekatan multi-pronged, yakni mengejar berbagai sektor potensial secara bersamaan. Sektor Sumber Daya Alam (SDA) tetap penting, namun harus diarahkan pada konsep hilirisasi dan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Selain itu, sektor manufaktur padat karya dan padat modal juga tidak boleh luput karena peran vitalnya dalam menyerap tenaga kerja dan menyumbang pajak. Di sisi lain, sektor teknologi tinggi (high-tech) dan infrastruktur juga harus dipacu untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Baca Juga: Investasi Asing Melonjak Tapi Rasio Pajak Stagnan, Waspadai Fenomena Phantom FDI

"Sektor infrastruktur juga akan krusial, ini penting untuk menekan biaya logistik dan meningkatkan daya saing ekonomi kita," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Investasi/BKPM, Rosan Roeslani menjelaskan, target ini diminta oleh Bappenas dan diharapkan mengalami pertumbuhan investasi signifikan, yakni 15,67% setiap tahunnya.

"Total investasi yang diharapkan dalam 5 tahun ke depan adalah Rp 13.032 triliun," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Jakarta, Selasa (3/12/2025).

Rosan mengungkapkan, kenaikan target ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan total investasi yang masuk selama 10 tahun terakhir (2014-2024) di mana hanya mencapai Rp 9.100 triliun.

Peningkatan tajam ini didorong oleh ambisi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan perekonomian hingga 8% pada tahun 2029, dengan asumsi Incremental Capital Output Ratio (ICOR) yang konstan.

Baca Juga: Ekonom HSBC Ingatkan Indonesia Tak Tertinggal dari Vietnam & Malaysia dalam Tarik FDI

Selanjutnya: Pemerintah Targetkan Perbaikan Dampak Banjir Sumatra dalam 100 Hari ke Depan

Menarik Dibaca: Lazada Sediakan Garansi Susu Formula demi Jamin Keaslian untuk Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×