kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom Sebut Neraca Transaksi Berjalan Mungkin Berbalik Defisit pada Tahun 2023


Jumat, 16 Juni 2023 / 13:05 WIB
Ekonom Sebut Neraca Transaksi Berjalan Mungkin Berbalik Defisit pada Tahun 2023
ILUSTRASI. Suasana di terminal petikemas pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/8). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/08/2018


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca transaksi berjalan berpotensi berbalik defisit pada tahun 2023, setelah selama beberapa tahun terakhir mencatat surplus.  Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) sebesar 0,65% produk domestik bruto (PDB). 

Menurut Faisal, ini sejalan dengan kinerja neraca perdagangan yang mungkin berbalik defisit lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. 

"Adanya antisipasi surplus neraca perdagangan yang terus menyempit, sehingga mungkin berubah defisit lebih cepat," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (16/6). 

Kinerja ekspor diperkirakan akan terus melemah, seiring penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global.  Sebagian besar bank sentral di dunia juga menerapkan suku bunga kebijakan tinggi untuk waktu yang lebih lama. Sehingga membebani kinerja sektor riil. 

Baca Juga: Meski Menciut, Surplus Neraca Dagang Tetap Mampu Jaga Ketahanan Eksternal

Dari sisi impor, diperkirakan impor akan terus mendaki. Namun, ini tak melulu pertanda buruk.  Justru, peningkatan impor di masa sekarang mengindikasikan membaiknya permintaan dalam negeri. 

Lebih lanjut, dengan transaksi berjalan berbalik defisit, Faisal yakin hal ini masih dapat mendukung ketahanan eksternal. 

"Neraca transaksi berjalan masih bisa mendukung stabilitas nilai tukar rupiah sampai batas tertentu, di tengah latar belakang ketidakapastian global yang tinggi," tandas Faisal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×