kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.088.000   -7.000   -0,33%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Ekonom Sebut Menkeu Purbaya adalah Menteri Reflasi, Apa Itu?


Sabtu, 13 September 2025 / 04:44 WIB
Ekonom Sebut Menkeu Purbaya adalah Menteri Reflasi, Apa Itu?
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan penyaluran dana sebesar Rp 200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) kepada 5 bank nasional. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan penyaluran dana sebesar Rp 200 triliun dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) negara kepada lima bank nasional.

Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai langkah pemerintah melalui Menkeu Purbaya sebagai kebijakan reflasi yang ditunggu pasar. 

“Purbaya adalah menteri reflasi. Kebijakan peningkatan likuiditas perbankan memang agak terlambat, tetapi sangat penting untuk menggerakkan kembali roda ekonomi,” ujar Fakhrul di Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Mengutip Infopublik.id, Fakhrul menjelaskan, selama bertahun-tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung tertahan oleh kebijakan kontraksi, imbas dari siklus dolar dan paradigma stability over growth. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi berjalan, namun tidak merata dan belum sepenuhnya dirasakan masyarakat.

Menurutnya, kondisi saat ini menuntut pemerintah memberikan dukungan langsung untuk memperbaiki daya beli dan memulihkan perputaran ekonomi. 

Baca Juga: BSI Cuma Kebagian Dana SAL Rp 10 Triliun, Ini Penjelasan Menkeu Purbaya

“Misi utama Purbaya adalah melakukan reflasi perekonomian. Reflasi berarti kebijakan terkoordinasi untuk mendorong permintaan agregat agar kembali ke level seharusnya, dengan belanja besar-besaran di sektor strategis untuk membuka lapangan kerja,” jelas Fakhrul.

Ia menekankan, setelah menempatkan dana pemerintah di perbankan, langkah berikutnya adalah merealisasikan belanja dengan kualitas tinggi. Program prioritas nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, pembangunan rumah, hingga proyek padat karya, dinilai perlu mendapat porsi besar dan dipercepat agar dampaknya langsung dirasakan rakyat.

Selain itu, Fakhrul mendorong pemerintah memberikan insentif rekrutmen pegawai baru, khususnya di sektor padat karya. Skema bantuan dapat dilakukan dengan menanggung sebagian gaji pekerja baru, sehingga perusahaan tetap mampu bertahan sekaligus menyerap tenaga kerja.

Fakhrul mencontohkan, kebijakan reflasi bukan hal baru. Amerika Serikat pada 1930-an berhasil mengatasi depresi ekonomi lewat program New Deal, sementara Jepang sukses melaksanakan reflasi melalui kebijakan Abenomics. 

Baca Juga: Setoran Pajak Masih Tertekan, Menkeu Purbaya Yakin Pulih di Akhir Tahun

“Masalah utama kita saat ini ada di sisi permintaan, bukan penawaran. Karena itu, stimulus yang memperkuat daya beli masyarakat adalah kunci,” tegasnya.

Agar program reflasi berjalan efektif, Fakhrul menilai komunikasi intensif antar-kementerian, Bank Indonesia, dan pemerintah daerah menjadi mutlak. 

“Reflasi hanya bisa berhasil bila semua elemen pemerintah bergerak bersama, dengan pesan yang jelas kepada pasar dan masyarakat,” imbuhnya.

Ia menutup dengan menekankan pentingnya keberpihakan pada rakyat. 

“Reflasi untuk rakyat adalah kunci. Jika daya beli pulih, maka pendapatan pajak, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas keuangan akan ikut terjaga,” jelasnya.




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×