kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.605.000   16.000   0,62%
  • USD/IDR 16.770   -8,00   -0,05%
  • IDX 8.538   -46,87   -0,55%
  • KOMPAS100 1.181   -4,39   -0,37%
  • LQ45 845   -3,52   -0,41%
  • ISSI 305   -2,17   -0,71%
  • IDX30 436   -0,64   -0,15%
  • IDXHIDIV20 511   0,73   0,14%
  • IDX80 132   -0,80   -0,61%
  • IDXV30 138   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 140   0,34   0,25%

Kelapa Sawit Berpeluang Bebas Bea Masuk ke AS, Tekstil Tetap Kena Tarif 19%


Sabtu, 27 Desember 2025 / 15:27 WIB
Kelapa Sawit Berpeluang Bebas Bea Masuk ke AS, Tekstil Tetap Kena Tarif 19%
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia memastikan komoditas kelapa sawit akan masuk dalam daftar produk ekspor yang mendapatkan fasilitas tarif 0%(Dok/BPMI Setpres)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah Indonesia memastikan komoditas kelapa sawit akan masuk dalam daftar produk ekspor yang mendapatkan fasilitas tarif 0% atau bebas bea masuk ke Amerika Serikat (AS).

Namun, kebijakan tersebut tidak berlaku bagi produk manufaktur seperti tekstil yang tetap dikenai tarif resiprokal sebesar 19%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa kerangka awal pembebasan tarif ini mengacu pada daftar komoditas dalam Executive Order Presiden AS Donald Trump terkait tarif resiprokal. Ketentuan tersebut selanjutnya akan menjadi bagian dari Agreement on Reciprocal Tariff (ART) antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Meski daftar awal sudah ditetapkan, pemerintah Indonesia masih mengajukan negosiasi tambahan agar komoditas unggulan nasional dapat masuk dalam skema pembebasan tarif hingga 0%.

"Kalau untuk Indonesia nanti ditambahkan beberapa komoditas lain, termasuk kelapa sawit," ujar Airlangga dalam konferensi pers yang berlangsung di Pondok Indah Mall, Jakarta, Jumat (26/12/2025).

Baca Juga: Teken MoU dengan Timor Leste, Bobibos Siap Produksi Massal Awal Tahun Depan

Airlangga menyampaikan bahwa hingga saat ini pemerintah belum merinci secara pasti jumlah pos tarif yang akan memperoleh fasilitas bebas bea masuk tersebut. Ia menegaskan bahwa pembahasan detail teknis masih berada dalam tahap finalisasi.

Namun demikian, Airlangga memastikan bahwa kriteria produk yang berhak atas tarif 0% ditujukan secara spesifik bagi komoditas sumber daya alam (SDA) berbasis tropis atau tropical based natural resources.

Dengan ketentuan tersebut, produk hasil manufaktur seperti tekstil yang selama ini menjadi salah satu andalan ekspor Indonesia ke AS tetap akan dikenai tarif resiprokal sebesar 19%.

"Tekstil kan bukan dari alam. Jadi ya semua yang sumber daya alam berbasis tropical," tegas Airlangga.

Menanggapi aspirasi pelaku industri agar pembebasan tarif diperluas hingga mencakup produk manufaktur, Airlangga kembali menekankan batasan definisi dalam kesepakatan ART tersebut.

"Ya balik lagi, yang (tarif) 0% itu kan sumber daya alam. Sementara kalau produk manufaktur dalam tanda petik bukan sumber daya alam," pungkasnya.

Ke depan, Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menandatangani kesepakatan akhir Agreement on Reciprocal Tariff (ART) pada akhir Januari 2026.

Sebagai bagian dari proses menuju kesepakatan tersebut, Airlangga sebelumnya telah menggelar pertemuan bilateral dengan Duta Besar Perwakilan Perdagangan AS (United States Trade Representative/USTR) Jameson Greer di Washington D.C. pada Senin (22/12/2025).

Usai pertemuan itu, Airlangga menyatakan bahwa seluruh isu substansial, baik aspek utama maupun teknis dalam dokumen perjanjian ART yang terbit pada Juli 2025, telah disepakati oleh kedua belah pihak. Saat ini, proses perjanjian tinggal menunggu tahap harmonisasi bahasa hukum atau legal drafting.

Baca Juga: Polisi: 9 WNI Alami Kekerasan di Kamboja, Dipaksa Jadi Scammer dan Admin Judol

“Seluruh isu substansi dalam dokumen ART (Agreement on Reciprocal Tariff) sudah disepakati. Tadi juga disepakati framework timetable, di mana pada minggu kedua Januari 2026, tentatif antara tanggal 12 sampai 19, tim teknis akan menyelesaikan legal drafting serta clean up dokumen,” ungkap Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (23/12/2025).

Adapun poin krusial dalam kesepakatan ini mencakup komitmen Indonesia untuk membebaskan tarif bea masuk hampir seluruh produk asal AS. Sebagai imbalannya, Amerika Serikat menurunkan tarif resiprokal atas produk asal Indonesia dari semula 32% menjadi 19%.

Selain itu, AS juga memberikan fasilitas pengecualian tarif bagi sejumlah produk unggulan ekspor Indonesia, antara lain minyak kelapa sawit mentah (CPO), teh, kopi, hingga kakao. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat kinerja ekspor nasional serta meningkatkan daya saing komoditas unggulan Indonesia di pasar Amerika Serikat.

Selanjutnya: BMKG: Bibit Siklon Tropis 96S Berpotensi Picu Hujan Lebat di Bali hingga NTT

Menarik Dibaca: Daftar Top Series 2025 Versi IMDb, Ada The White Lotus hingga Squid Game

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×