Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah ekonom memperkirakan inflasi bulan Mei 2024 akan melandai jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memproyeksi inflasi pada Mei 2024 akan berkisar 0,03% secara bulanan (MtM) atau 2,90% secara tahunan (YoY).
Angka ini cenderung menurun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat 0,25% MtM atau 3,00% YoY.
"Penurunan inflasi terjadi pada seluruh komponen terutama inflasi harga bergejolak dan inflasi harga diatur pemerintah yang mengalami normalisasi pasca Idul Fitri," ujar Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (30/5).
Josua memperkirakan, inflasi inti akan berkisar 1,88% YoY, yang mengindikasikan bahwa suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI) cenderung konsisten untuk meraih ekspektasi inflasi.
Baca Juga: Ekonom Proyeksi Inflasi Mei 2024 Melandai
Josua menjelaskan bahwa inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mengalami deflasi yang didorong oleh penurunan harga dari sebagian besar komoditas pangan, seperti beras, daging ayam, daging sapi, telur, dan cabai rawit.
Sementara itu, harga dari beberapa komoditas pangan yang cenderung meningkat antara lain bawang merah, bawang putih, dan cabai.
"Inflasi harga diatur pemerintah juga diperkirakan akan mengalami penurunan didorong oleh normalisasi tarif tiket pesawat terbang dan angkutan darat sejalan dengan normalisasi permintaan pasca Idul Fitri," katanya.
Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, memperkirakan inflasi pada Mei 2024 akan berada pada angka 2,95% YoY. Angka proyeksi inflasi ini juga lebih rendah jika dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya.
Baca Juga: Kenaikan Upah Pekerja Tak Sebanding dengan Inflasi dan Tambahan Iuran Tapera
Banjaran menyebutkan bahwa lebih rendahnya perkiraan inflasi tersebut didorong oleh inflasi volatile food yang diprakirakan lebih rendah, terutama seiring dengan sudah mulai masuknya musim panen dan meningkatnya impor.
"Namun demikian, risiko terkait imported inflation masih perlu diwaspadai seiring dengan melemahnya nilai tukar yang berlanjut pada Mei 2024 ini," kata Banjaran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News