Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyampaikan data pencapaian devisa pariwisata 2022 sebesar US$ 7,03 miliar. Angka itu terlihat masih terlalu jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar US$ 30 miliar pada 2024.
Terkait hal itu, Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai devisa pariwisata pada 2024 diperkirakan tak akan mencapai target US$ 30 miliar. Kemungkinan hanya akan meraup US$ 16 sampai US$17 miliar pada 2024. Angka tersebut terlihat mendekati baseline 2019 yang sebesar US$ 19 miliar.
"Artinya, kembali ke level 2019 saja sudah sangat bagus," ucap dia kepada KONTAN.CO.ID, Minggu (9/4).
Meski kondisi dinilai sudah cukup baik pada tahun ini, Bhima beranggapan hal tersebut tak cukup untuk mendongkrak devisa pariwisata Indonesia untuk mencapai target 2024.
Menurutnya, sejumlah hambatan akan memengaruhi capaian devisa pariwisata pada 2024. Adapun faktornya, seperti masuk tahun pemilu, masih adanya ketidakpastian geopolitik global, fluktuasi nilai tukar mata uang, dan resesi di negara Eropa.
Baca Juga: Akhir Maret 2023, Cadangan Devisa RI Naik 3,5%
Sementara itu, Bhima juga menilai ada beberapa hal yang akan mendorong devisa pariwisata pada tahun ini hingga 2024. Sejumlah promo yang ditawarkan maskapai kemungkinan akan menarik kunjungan wisatawan mancanegara.
"Pada 2023, harga tiket juga sudah mulai menurun sehingga tahun depan diharapkan bisa lebih terjangkau lagi bagi wisatawan mancanegara," kata dia.
Ditambah sudah longgarnya kebijakan pembatasan di Indonesia. Kondisi tersebut tentu akan membuat wisatawan mancanegara nyaman berkunjung.
Di sisi lain, Bhima berharap Pemerintah Daerah juga bisa pro-aktif menyiapkan kebutuhan wisatawan mancanegara, seperti infrastruktur pendukung destinasi wisata yang lebih baik hingga menyelenggarakan berbagai macam event internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News