kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Pembatasan aktivitas hambat pemulihan ekonomi domestik


Rabu, 28 Juli 2021 / 19:56 WIB
Ekonom: Pembatasan aktivitas hambat pemulihan ekonomi domestik
ILUSTRASI. Sejumlah ekonomi ikut pangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah lembaga internasional telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021. Terbaru, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Standard and Poor's (S&P) yang ikut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Asal tahu saja, IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,3% menjadi 3,9% untuk tahun ini. Sedangkan S&P memperkirakan, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,4%. Sebelumnya, S&P memprediksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri bisa mencapai 4,4% di 2021. 

Sejumlah ekonom pun melihat, pertumbuhan ekonomi di tahun ini cenderung tidak sebaik yang diperkirakan di awal tahun. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman pun menyebut, pihaknya juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 3,69%. Sebelumnya, Bank Mandiri memperkirakan ekonomi dapat tumbuh 4,43% di 2021.

Faisal bilang, adanya peningkatan kasus Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 3 dan level 4 di bulan Juli ini menjadi faktor utama penurunan proyeksi tersebut. 

Baca Juga: S&P pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 menjadi 3,4%

“Ini akan menghambat progres pemulihan ekonomi Indonesia di tahun ini. Padahal, hingga paruh pertama tahun ini ekonomi sudah terlihat meningkat,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (28/7). 

Pembatasan aktivitas dinilai akan sangat mempengaruhi kinerja perekonomian di kuartal III-2021. Namun, Faisal berharap, pembatasan ini akan efektif dalam menurunkan kasus Covid-19 sehingga pada kuartal IV-2021 sudah ada relaksasi yang membuat pemulihan ekonomi bisa kembali meningkat. 

Katalis positif yang bisa menopang kinerja ekonomi pada paruh kedua tahun ini antara lain, pemulihan ekonomi global yang lebih cepat sehingga meningkatkan potensi ekspor Indonesia. Hal tersebut dianggap akan memberi efek positif pada kinerja perekonomian. 

Kemudian, kondisi harga yang rendah dan stabil yang ditunjukkan dari rendahnya tingkat inflasi juga bisa menjaga daya beli masyarakat. 

Dari sisi belanja pemerintah, Faisal melihat akan ada peningkatan di paruh kedua tahun ini. Hal tersebut seiring dengan pola musiman dan akselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Baca Juga: IMF kembali pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 menjadi 3,9%

Dari sisi moneter, Bank Indonesia (BI) dinilai sudah berkomitmen untuk memberikan kebijakan yang akomodatif dan pro pertumbuhan untuk menopang proses pemulihan ekonomi. 

Sementara itu, kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini berada dalam kisaran 3,6% hingga 4%. 

David bilang, pertumbuhan ekonomi akan sangat bergantung dengan seberapa lama PPKM diterapkan dan seberapa banyak daerah yang mengalami pembatasan aktivitas ketat. 

“Makanya, untuk mendukung perekonomian, pemerintah memang perlu mengendalikan pandemi. Dengan mempercepat vaksinasi dan menggalakkan protokol kesehatan. Dari sisi belanja, pemerintah juga perlu melakukan belanja yang efektif, terutama dari sisi pemerintah daerah,” pungkas David. 

Selanjutnya: Likuiditas berlimpah, pasar sukuk negara dibanjiri peminat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×