Reporter: Indra Khairuman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksikan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2025.
Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan risiko global dan ketidakpastian ekonomi yang masih ada, meski tingkat inflasi domestik menunjukkan kecenderungan rendah.
Myrdal Gunarto, Global Markets Economist Maybank Indonesia memproyeksikan, BI akan tetap menjaga suku bunga pada level yang sama.
“Kalau saya lihat sih, kemungkinan BI masih akan tetap jaga suku bunga ya, di level 5,5% pada hari Rabu nanti,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Senin (16/6).
Baca Juga: Ekonom BCA Proyeksi BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,5% di Bulan Ini
Keputusan tersebut diambil berdasarkan beberapa risiko global yang semakin mengingat, seperti konflik antara Iran dan Israel yang memicu lonjakan harga minyak dunia.
“Karena menimbang faktor terkait dengan risiko global yang meningkat, baik itu dari risiko terkait dengan perang Iran dan Israel yang bikin harga minyak mendidih,” kata Myrdal.
Di sisi lain, ketidakpastian yang masih membayangi perdagangan internasional dinilai tidak mendukung kebijakan BI untuk memangkas suku bunga.
“Lalu juga perkembangan dari trade war atau perang dagang yang masih penuh dengan ketidakpastian ya. Dan ini tidak sportif bagi BI katanya untuk melakukan kebijakan penurunan suku bunga ya,” jelas Myrdal.
Walaupun inflasi domestik sudah relatif rendah, yaitu kisaran 1,6% pada bulan Mei lalu, Myrdal menjelaskan bahwa BI lebih memilih untuk tetap pada suku bunga acuan saat ini.
“Ini inflasi kita rendah 1,6% periode bulan Mei lalu,” ucap Myrdal.
Myrdal menekankan bahwa penurunan suku bunga baru akan dipertimbangkan jika risiko global mereda dan inflasi domestik tetap stabil.
Baca Juga: BI Diproyeksi Mempertahankan Suku Bunga Acuan 5,5% di Juni 2025
“Kalau misalkan kondisi globalnya kurang kondisi terus. Kemungkinan mereka akan menahan untuk tetap menjaga suku bunga di level 5,5% hingga beberapa periode ke depan,” kata Myrdal.
Ia juga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cenderung lambat turut menjadi faktor untuk mempertahankan suku bunga tersebut.
“Ditambah tren pertumbuhan ekonomi kita juga yang tumbuh relatif lambat,” tegas Myrdal.
Myrdal mengatakan bahwa penurunan suku bunga bisa terjadi jika kondisi eksternal membaik dan inflasi domestik tetap terjaga.
“Kemungkinan bakal menurunkan suku bunga atau cut plus rate itu akan terjadi. Begitu risiko global menurun dan di sisi yang lain inflasi domestik masih terjaga,” tambah Myrdal.
Selanjutnya: Adhi Karya (ADHI) Siap Koordinasi Terkait Tiang Monorel Mangkrak
Menarik Dibaca: Ini Cara Lunasi Cicilan Pinjaman Rp 10 Juta Setiap Bulanan dan Biaya Tersembunyi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News