Reporter: Umar Tusin | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2020 masih di bawah 5%. Terkena sentimen isu oleh slowing down, virus corona, dan volatilitas global.
Merujuk data IMF, menurut Andy lima tahun ke depan pertumbuhan ekonomi sekitar 3,55%.
"Dengan virus corona, pertumbuhan negara maju yang tertekan di Eropa, geopolitical isue, dan brexit pertumbuhan ekonomi global akan flat," ujar Andry dalam Mandiri Investment Forum, Rabu (5/2).
Melihat faktor eksternal yang tidak bisa dipastikan, Andry menjelaskan peluang negara berkembang untuk ekspor akan semakin berat.
Akan tetapi pemerintah bisa mengatasinya dengan memperbaiki daya saing, sehingga perekonomian Indonesia bisa mengikuti siklus global yang bisa kapan saja berubah.
Selain daya saing, investasi juga harus ditingkatkan. Dengan kontribusi investasi sebesar 30% terhadap pertumbuhan ekonomi ini adalah tantangan bagi pemerintah untuk konsisten mengejar investasi.
Menurut Andry, saat ini pemerintah sudah melakukan strategi yang tepat. "Mendorong investasi di sektor manufaktur dan ekspor oriented, itu salah satu kunci mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja," ujar Andry.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 sebesar 4,97% year-on-year (yoy). Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2019 mencapai 5,02% (yoy).
Adapun, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku sepanjang tahun lalu tercatat sebesar Rp 4.018,8 triliun. Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada 2018 lalu yang mencapai 5,17%.
Kendati begitu, Menko Perekonomian Airlangga mengatakan, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 5% terbilang cukup stabil di tengah ketidakpastian global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News