kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom: Jika Inflasi Inti Turun, Mengindikasikan Daya Beli Masyarakat Juga Turun


Kamis, 02 Maret 2023 / 17:20 WIB
Ekonom: Jika Inflasi Inti Turun, Mengindikasikan Daya Beli Masyarakat Juga Turun
ILUSTRASI. penurunan daya beli masyarakat bisa terlihat dari penurunan infasi inti


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai jika inflasi inti menurun, salah satunya mengindikasikan tren daya beli masyarakat menurun.

Sebaliknya, jika inflasi inti meningkat, maka menunjukkan tren daya beli masyarakat meningkat. Sebab menurutnya, inflasi inti salah satunya didorong oleh pendapatan dari masyarakat yang meningkat, yang kemudian mendorong aktivitas masyarakat, dan perdagangan.

“Inflasi inti yang meningkat menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat, kalau inflasi inti menurun mengindikasikan turunnya daya beli,” tutur Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (2/3).

Adapun Riefky mengatakan, inflasi inti akan kembali meningkat pada Maret dan April karena momentum musiman Ramadan dan Idul Fitri. Sebelumnya, inflasi inti menurun pada Februari 2022 menjadi sebesar 3,09% secara tahunan.

Sementara itu, dia memperkirakan puncak inflasi inti akan terjadi pada momentum musiman tersebut, atau akan terjadi di akhir  tahun ini.

Baca Juga: PMI Februari 2023 di 51,2, Menperin Optimistis Industri Manufaktur Tetap Ekspansif

“Puncak inflasi inti sulit diduga namun memang bisa di beberapa bulan mendatang (Maret dan  April) karena  faktor musiman sudah mulai muncul atau di akhir tahun karena ada liburan. Karena inflasi inti ini karena dorongan daya beli masyarakat,” jelasnya.

Untuk diketahui, pada tahun 2023, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meyakini inflasi inti akan paling tinggi bergerak di level 3,6% secara tahunan pada semester I-2023. Sedangkan inflasi IHK akan kembali di bawah 4% secara tahunan pada semester II-2022 dengan level tertinggi 3,5% secara tahunan.

Dengan dasar tersebut, Perry pun menegaskan bahwa kebijakan suku bunga yang sudah diberikan selama ini berarti telah memadai dalam menangkar ekspektasi inflasi dan inflasi.

“Dengan demikian, kami memandang dan meyakini bahwa suku bunga memadai dan tidak diperlukan suatu kenaikan lagi,” ungkap Perry beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×