kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Indef : Ada dua faktor pendorong pertumbuhan ekonomi sulit mencapai 5%


Minggu, 22 November 2020 / 22:32 WIB
Ekonom Indef : Ada dua faktor pendorong pertumbuhan ekonomi sulit mencapai 5%
ILUSTRASI. Pengunjung memilih produk umkm yang dipamerkan pada acara In Store promotion di Grand Atrium Mall Kota Kasablanka,


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Indef melihat bahwa prospek pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021 masih akan mengalami tantangan yang berat. Hal ini sejalan dengan ketidakpastian yang masih tinggi terkait dengan masih adanya dampak pandemi Covid-19.

Wakil Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, jika melihat dari kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dan dibandingkan dengan beberapa negara lain, optimisme Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5% dinilai akan sulit tercapai.

“Saya pribadi memperkirakan secara umum ekonomi masih akan berjalan dengan separuh kapasitas dari kapasitas normal. Kalau pemerintah optimistis 5% di tahun depan, saya kira lebih realistis setengah dari perkiraan tersebut. Ya sekitar 2,5% sampai 3% pertumbuhan itu masih memungkinkan,” kata Eko saat dihubungi Kontan, Minggu (22/11).

Baca Juga: Penerimaan besar di transaksi berjalan, debt to service ratio kuartal III-2020 turun

Lebih lanjut, Eko mengatakan proyeksinya yang hanya di kisaran 2,5% hingga 3% tahun depan didorong oleh dua faktor yakni apabila Vaksinasi sudah bisa dimulai awal tahun, sehingga kemungkinan sampai semester I 2021 juga belum akan menjangkau sebagian besar masyarakat.

“Artinya semester I 2021 masih akan keterbatasan aktivitas ekonomi karena hanya akan berjalan 50% dari situasi normal,” katanya.

Faktor kedua yakni akan menjadi salah satu penentu pertumbuhan ekonomi adalah aliran likuiditas, menurutnya untuk dapat tumbuh 5% tahun depan, setidaknya kredit harus mengucur deras sekitar dua digit (10%). Namun Eko mengatakan sejauh ini tanda-tanda itu belum nampak.

“Laju kredit justru semakin melemah. Jika laju kredit hanya separuh dari situasi normal (2019, 2018, dan sebelumnya), maka ya kira-kira ekonomi juga akan berjalan dengan setengah kapasitas,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×