kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,47   -2,07   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom CIMB Niaga sarankan BI aktifkan bilateral currency swap agreement


Senin, 06 April 2020 / 05:50 WIB
Ekonom CIMB Niaga sarankan BI aktifkan bilateral currency swap agreement


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist PT Bank CIMB Niaga Tbk Adrian Panggabean menilai, second line of defense milik Bank Indonesia (BI) saat ini sudah perlu diaktifkan terlebih di tengah situasi seperti sekarang ini.

Adapun second line of defense ini, berupa pertukaran mata uang atau bilateral Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) dengan bank sentral dari sejumlah negara seperti China, Jepang, Singapura, Australia, dan lain-lain.

Baca Juga: Cadangan devisa dinilai masih cukup untuk stabilkan rupiah

"Ketidakpastian sangat besar. Untuk memitigasi kemungkinan seperti dampak sentimen yang berkepanjangan, serta efek jatuhnya volume perdagangan dunia terhadap posisi neraca pembayaran dan rupiah, maka BCSA seyogianya memang harus diaktivasi," ujar Adrian kepada Kontan.co.id, Minggu (5/4).

Adrian menekankan, alasan yang lebih penting dari pengaktifan BCSA ini bukan didasarkan pada cukup atau tidak cukupnya cadangan devisa (cadev) yang ada di Indonesia.

Namun, terkait dengan prospek pembiayaan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di tahun 2020 bila seandainya foreign outflow terus terjadi di pasar modal.

Baca Juga: Perjanjian swap bilateral saat ini dinilai belum perlu diaktifkan, ini alasannya

"BSA harus dilihat dalam konteks 'balance of payment disequilibrium' alias proses ketidakseimbangan kronis dalam struktur neraca pembayaran," paparnya.

Lebih lanjut, Adrian mengatakan, apabila BCSA diaktifkan tidak akan ada sentimen negatif yang akan timbul. Menurutnya, malah pengaktifan BCSA ini dapat menambah kepercayaan bahwa likuiditas dolar tersedia.

Baca Juga: Karena corona, ribuan warga Italia meninggal di rumah akibat kurangnya tenaga medis

"Nggak ada sentimen negatif. Untuk pelaku pasar keuangan malah itu menambah confidence bahwa likuiditas dolar tersedia," kata Adrian.

Adrian sendiri saat ini belum dapat membeberkan proyeksi nilai tukar rupiah pada akhir 2020 mendatang. Pasalnya, laporan proyeksi tersebut saat ini masih dalam tahap penyusunan dan rencananya baru akan dirilis pada minggu depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×