kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.305.000   42.000   1,86%
  • USD/IDR 16.649   -9,00   -0,05%
  • IDX 8.174   -10,34   -0,13%
  • KOMPAS100 1.138   -5,82   -0,51%
  • LQ45 833   -3,84   -0,46%
  • ISSI 282   -1,65   -0,58%
  • IDX30 438   -2,26   -0,51%
  • IDXHIDIV20 505   -3,80   -0,75%
  • IDX80 128   -0,78   -0,61%
  • IDXV30 136   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 139   -0,86   -0,61%

Ekonom: BI bisa memperluas perjanjian BSA


Jumat, 19 Juni 2015 / 16:50 WIB
Ekonom: BI bisa memperluas perjanjian BSA


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual berpendapat, BI bisa memperluas perjanjian Bilateral Swap Arrangement (BSA) dengan negara lain seperti Amerika Serikat dan Timur Tengah. Pasalnya, negara-negara tersebut mempunyai  cadangan devisa yang besar sehingga sangat potensial untuk melakukan kerja sama fasilitas penukaran uang. 

Menurut David, politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif perlu dimanfaatkan untuk menjaring BSA lebih luas lagi. Selain itu, pemerintah juga perlu berperan aktif untuk mengantisipasi tekanan terhadap rupiah .

Arus modal keluar sulit dicegah, sementara capital control  pun  sulit dilakukan. Maka dari itu, pemerintah harus mengimbangi potensi tekanan tersebut dengan investasi langsung alias foreign direct investment (FDI).

"Jadi kalau FDI masuk, neraca pembayaran kita masih aman," papar David ketika dihubungi KONTAN, Jumat (19/6). Untuk menggenjot FDI, pemerintah harus bisa merealisasikan belanja infrastrukturnya dan reformasi birokrasi perijinan investasi terus dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×