kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI aktifkan komunikasi dengan negara BSA


Jumat, 19 Juni 2015 / 16:43 WIB
BI aktifkan komunikasi dengan negara BSA


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kabar gembira untuk mengurangi ketidakpastian di pasar keuangan belum juga datang. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fededaral reserve (The Fed)  malah membuat ketidakpastian terus berlanjut dengan menunda lebih jauh rencana kenaikan suku bunga acuannya.

Amerika Serikat menunda kenaikan suku bunga acuannya hingga Desember 2015. Kalaupun mau menaikkan suku bunga, maka kenaikannya akan dilakukan secara gradual. Berita ini bukanlah kabar baik bagi negara di dunia, termasuk Indonesia. "Jadi ada ketidakpastian lagi sampai akhir tahun," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, Jumat (19/6).

Akibatnya, ketakpastian terus mengungkung rupiah sehingga mata uang RI ini tetap melemah. Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah pada akhir pekan ini  (19/6) senilai Rp 13.324 per dollar AS.

Agus, yang juga mantan Menteri Keuangan ini menyatakan, nilai tukar rupiah bakal berada dalam kondisi yang perlu terus diwaspadai hingga akhir tahun. Kondisi ini belum ditambah perkembangan Yunani yang masih berurusan dengan pembayaran utang jatuh temponya.

Melihat tekanan tersebut, otoritas bank sentral akan menindaklajuti kerja sama antar bank sentral dalam Bilateral Swap Arrangement (BSA) ataupun kerja sama multilateral Chiang Mai. Tindakan menindaklajuti tersebut dilakukan dengan menjaga hubungan baik dengan masing-masing negara BSA. "Jaga komunikasi kami dengan institusi itu," terangnya.

BI tidak menjelaskan lebih lanjut apakah bank sentral ini akan menambah porsi BSA yang sudah ada atau menyasar BSA baru dengan negara lain. Kalau kondisi buruk terjadi, tentu BI akan mengaktifkan second line of defense tersebut untuk berjaga-jaga terhadap kedalaman cadangan devisa.

Asal tahu saja, Indonesia menandatangani sejumlah BSA dengan berbagai negara. BI menandatangani BSA dengan China senilai US$ 15 miliar, dengan Jepang senilai US$ 22,78 miliar, dan dengan Korea Selatan senilai US$ 10 miliar. Berbagai jalinan kerja sama tersebut sebagai bentuk pertahanan terhadap goncangan ekonomi dunia.

Ada pula komitmen kerja sama Perjanjian Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) antara Indonesia dan negara kawasan ASEAN dengan China, Jepang serta Korea Selatan. Sebelumnya, komitmen kerja sama CMIM sebesar US$ 120 miliar kemudian ditingkatkan menjadi US$ 240 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×