kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom BCA Perkirakan Ada Penyusutan Surplus Neraca Perdagangan pada Maret 2022


Selasa, 12 April 2022 / 17:46 WIB
Ekonom BCA Perkirakan Ada Penyusutan Surplus Neraca Perdagangan pada Maret 2022
ILUSTRASI. Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Ekonom BCA Perkirakan Ada Penyusutan Surplus Neraca Perdagangan pada Maret 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) memperkirakan, masih terjadi surplus neraca perdagangan pada bulan Maret 2022. Kepala ekonom BCA David Sumual mengatakan, keuntungan neraca perdagangan pada bulan Maret 2022 sebesar US$ 2,6 miliar. 

Meski memang masih mencetak surplus, tetapi surplus neraca perdagangan pada Maret 2022 ini lebih rendah dari surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 yang sebesar US$ 3,83 miliar. 

David mengatakan, surplus neraca perdagangan ini masih didorong oleh nilai ekspor yang lebih besar daripada nilai impor pada bulan Maret 2022. 

Menurut perkiraannya, nilai ekspor pada bulan Maret 2022 sebesar US$ 22,41 miliar atau naik 9,53% mom dan secara tahunan naik 22,1% yoy. Sedangkan nilai impor diperkirakan sebesar US$ 19,86 miliar atau naik 19,35% mom dan secara tahunan naik 18,3% yoy. 

Baca Juga: Pasarkan Produk Betadine, Pyridam Farma Optimistis Raih Kinerja Positif di Tahun Ini

“Kinerja ini masih dipengaruhi oleh peningkatan harga dan volume ekspor komoditas, CPO, mineral, dan lainnya,” tutur David kepada Kontan.co.id, Selasa (12/4). 

Ke depan, David masih belum bisa melihat pergerakan neraca perdagangan. Namun, menurut David, kinerja ekspor, impor, dan neraca perdagangan ini masih akan sangat bergantung dengan kondisi perang Rusia dan Ukraina yang masih susah ditebak. 

Namun, menurutnya komoditas yang masih akan menjadi primadona dan menggerakan kinerja ekspor Indonesia adalah batubara dan Crude Palm Oil (CPO). Seiring dengan beberapa negara Eropa yang mulai meningkatkan permintaan batubara dan CPO karena antisipasi kurangnya pasokan komoditas substitusi lainnya. 

Hanya saja, Indonesia tetap perlu melakukan upaya agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada komoditas tradisional. Apalagi, masih ada peluang untuk beberapa komoditas berkurang volumenya.

 “Untuk antisipasi ini, maka tetap bisa dilakukan diversifikasi ekspor, baik dari sisi negara maupun komoditas,” tandasnya. 

Baca Juga: Realisasi Belanja Negara di Kuartal I Menurun, Ini kata Ekonom Core

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×