Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) optimistis posisi cadangan devisa ke depan tetap akan memadai untuk menjaga ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, posisi cadangan devisa pada akhir tahun 2023 berada di kisaran US$ 143 miliar hingga US$ 150 miliar.
"Ini sangat cukup dalam menjaga pergerakan nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian global," ujar David kepada Kontan.co.id, Senin (8/5).
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BI Fokus Kendalikan Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
Salah satu yang mendorong cadangan devisa adalah adanya instrumen term deposit valas devisa hasil ekspor (DHE) yang sudah diberlakukan oleh Bank Indonesia (BI).
Namun, ia memberi catatan, baiknya revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 tahun 2019 tentang DHE segera dirampungkan.
"PP belum ada, sehingga sejauh ini DHE belum mengalir terlalu deras. Bila ini keluar, akan memberi sisi kepastian hukum," tambah David.
Selain itu, David yakin adanya realisasi investasi yang makin kuat, sehingga pasokan valuta asing (valas) dalam negeri akan makin baik.
Baca Juga: Kepala BKF Sebut Cadangan Devisa Indonesia Tumbuh Paling Cepat di Dunia
Investasi portofolio juga makin mengalir deras ke pasar keuangan Indonesia. Ini akan membawa sentimen positif pada nilai tukar rupiah.
David pun memperkirakan, posisi cadangan devisa ini tetap mampu menjaga nilai tukar rupiah untuk bergerak di kisaran Rp 14.600 hingga Rp 14.800 per dolar AS pada jangka pendek.
Kemudian, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.500 hingga Rp 15.000 per dolar AS hingga akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News