Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Sementara itu, bila melihat laju impor, pada bulan November 2019 diperkirakan akan terkoreksi 12,25% yoy. Namun, bila dibandingkan bulan Oktober 2019, kinerja ekspor tidak akan banyak berubah.
Menurut Josua, bila dilihat secara bulanan impor masih dikontribusi oleh impor minyak dan gas (migas). Apalagi ada kenaikan harga minyak sebesar 6% sehingga ini memengaruhi peningkatan impor migas.
Baca Juga: BI prediksi ada potensi aliran modal asing mengalir ke Indonesia
Hanya saja, laju impor secara bulanan tertahan oleh kontraksi dari impor non-migas.
"Adanya pengurangan impor non-migas disebabkan oleh industri manufaktur Indonesia yang masih dalam kondisi terkontraksi atau dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Inodnesia yang masih menunjukkan di bawah 50," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News