Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, investasi non bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang kuartal II-2020 yang kontraksi 20,1% yoy. Penjualan alat berat juga tercatat kontraksi 67,9% yoy.
Sementara itu, konsumsi pemerintah diperkirakan melambat tipis di kisaran 1,55% yoy seiring dengan realisasi pertumbuhan belanja K/L yang tercatat melambat menjadi 2,9% yoy.
Dari sisi perdagangan, Josua melihat kalau ekspor pada kuartal II-2020 berpotensi meningkat daripada impor.
Baca Juga: Kena imbas corona, Surya Toto (TOTO) selektif menyerap belanja modal
Dari sisi produksi, secara umum masih mengalami perlambatan pada kuartal II-2020. Ini terlihat dari penerimaan pajak PPh pada kuartal II-2020 yang kontraksi 16,7% yoy. Penurunan terdalam diperkirakan akan terjadi pada sektor perdagangan dan manufaktur.
"Sebagian besar sektor ekonomi lainnya juga secara umum akan mengalami penurunan signifikan akibat PSBB sejak kuartal II-2020. Ini juga terlihat dari penurunan Saldo Bersih tertimbang (SBT) dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)," tandas JOsua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News