kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Mandiri memprediksi inflasi bulan Januari 2020 sebesar 0,39%


Kamis, 30 Januari 2020 / 18:56 WIB
Ekonom Bank Mandiri memprediksi inflasi bulan Januari 2020 sebesar 0,39%
ILUSTRASI. Pedagang membersihkan sayuran di Pasar Tebet, Selasa (5/3).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri memprediksi inflasi pada Januari 2020 akan sebesar 0,39% month-on-month (mom) atau lebih tinggi daripada inflasi Desember 2019 yang sebesar 0,34% mom. Sementara bila secara tahunan, inflasi diprediksi akan sebesar 2,64% year on year (yoy).

"Ini juga dengan pertimbangan adanya perhitungan tahun dasar yang baru, dari 2012 menjadi 2018. Tapi kami prediksi inflasi tetap rendah dan stabil," kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro kepada Kontan.co.id, Kamis (30/1).

Baca Juga: BPS sebut sensus penduduk 2020 bisa online, cuma 5 menit selesai

Penyebab utama inflasi adalah kenaikan harga sebagian besar komoditas dalam kelompok pengeluaran bahan makanan, khususnya cabai merah dan cabai rawit yang disebabkan oleh pengaruh musim hujan pada hasil panen.

Sementara itu, Andry juga melihat masih ada komoditas yang menahan laju inflasi, yaitu tarif transportasi udara dan bahan bakar minyak (BBM) yang mengalami penurunan harga atau deflasi.

Baca Juga: Danareksa Research Institute memprediksi inflasi bulan Januari 2020 sebesar 0,48%

Untuk selanjutnya, Andry memprediksi inflasi pada tahun 2020 ini akan tetap stabil dan akan mencapai 3,25% yoy pada akhir tahun, atau masih dalam target sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 2% - 4% yoy.

Capaian inflasi ini diperkirakan akan meningkat dari capaian inflasi pada sepanjang tahun 2019 yang sebesar 2,72% yoy. Terutama disebabkan oleh penyesuaian terhadap harga barang yang diatur oleh pemerintah (administered prices).

Pun dengan melihat capaian inflasi ini, Andry pun melihat bahwa BI masih memiliki ruang untuk kebijakan moneter yang akomodatif.

Baca Juga: Menuju satu data Indonesia, BPS perkuat data statistik sektoral

Juga didukung dengan kebijakan The Fed yang terlihat cenderung dovish dan untuk meningkatkan kondisi neraca pembgempiayaran, BI memiliki ruang untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,75% di semester pertama tahun 2020.

"Ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi domestik di tengah ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×