Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pusat Keuangan yang dilengkapi dengan Family Office dan instrumen keuangan lainnya.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi gerbang masuknya dana investasi luar negeri ke Indonesia serta memperkuat sektor keuangan nasional.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa strategi ini merupakan tindak lanjut dari diskusi dengan investor global, termasuk Ray Dalio.
Menurutnya, Indonesia masih menjadi tantangan besar dalam sektor keuangan, seperti rasio aset perbankan dan kapitalisasi pasar modal, dan aset asuransi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga.
"Tingkat Foreign Direct Investment (FDI) kita juga jauh lebih rendah dibanding Singapura, Vietnam, dan Dubai, sementara arus modal keluar terus meningkat, mencapai rata-rata US$ 20 miliar per tahun. Jika kondisi ini tidak diatasi, industrialisasi, infrastruktur, dan pertumbuhan usaha produktif akan sulit berkembang optimal," ujar Luhut dalam unggahan di instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Jumat (21/3).
Baca Juga: Luhut Sebut Ekonomi 8% Bisa Dicapai melalui Revitalisasi Industri Padat Karya
Untuk menjawab tantangan ini, KEK Pusat Keuangan akan menjadi ekosistem investasi yang terintegrasi. Luhut mengatakan bahwa kawasan tersebut akan menjadi gateway bagi dana investasi luar negeri yang akan masuk dan diinvestasikan ke berbagai sektor riil di Indonesia. Investor juga berkesempatan menjadi co-investor bersama Danantara dan INA.
"Strategi seperti ini telah terbukti sukses di Abu Dhabi, Dubai, Hong Kong, dan Singapura," katanya.
Menurutnya, agar KEK Pusat Keuangan dan Family Office berhasil, diperlukan ekosistem yang menunjang kualitas hidup, selain dari kebijakan yang kuat tentunya.
Ia tidak ingin pusat keuangan ini sekadar menjadi booking centre, melainkan kawasan yang nyaman untuk bekerja dan ditinggali. Oleh karena itu, fasilitas berstandar global seperti sekolah, rumah sakit, residensial, dan perkantoran menjadi faktor penting.
"Salah satu lokasi yang kami kaji adalah Bali, yang memiliki daya tarik besar bagi investor global dan akan menjadi salah satu kandidat wilayah Indonesia Financial Centre (IFC)," imbuh Luhut.
Pemerintah akan segera menetapkan kriteria terbaik untuk KEK Pusat Keuangan dan Family Office ini, dengan harapan dapat menarik lebih banyak investasi serta meningkatkan daya saing sektor keuangan Indonesia di tingkat global.
Baca Juga: Presiden Prabowo Ingin Ada 38 Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia, Ini Alasannya
Selanjutnya: Lo Kheng Hong Berpotensi Mendapat Dividen Hingga Rp 15 Miliar dari NISP dan BDMN
Menarik Dibaca: 5 Warna Sofa Klasik yang Selalu Tren untuk Hunian Elegan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News