Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Proyek strategis nasional Jalan Tol Manado-Bitung yang dioperasikan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) diklaim masih merugi.
Anggota Komisi V DPR RI, Yasti Soepredjo Mokoagow menyoroti sepinya ruas tol tersebut yang membuat negara harus menanggung subsidi triliunan rupiah.
Yasti menyebut, lalu lintas harian (traffic) Tol Manado-Bitung jauh di bawah asumsi yang tertera dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Berdasarkan temuannya di lapangan, kondisi ini membuat negara merugi hingga lebih dari Rp 300 miliar per tahun.
"Sampai hari ini jalan tol Manado-Bitung itu masih rugi, dan setiap tahun kalau saya tidak salah, lebih dari Rp 300 miliar pemerintah harus memberikan subsidi," kata Yasti dalam Rapat Kerja bersama Kementerian Pekerjaan Umum (PU), di Kompleks Parlemen, Rabu (26/11).
Baca Juga: Perusahaan Wajib Setor Laporan Keuangan Ke Kemenkeu Mulai 2027
Untuk meningkatkan minat masyarakat melintas, Yasti mengusulkan agar pemerintah sepakat dengan BUJT untuk memberikan diskon tarif tol. Kebijakan ini dinilai perlu dilakukan agar masyarakat sekitar terbiasa menggunakan jalan tol.
Menurutnya, kerugian di tol tersebut akan semakin besar jika dikalkulasikan dengan anggaran preservasi (pemeliharaan) jalan nasional Manado-Bitung yang rusak akibat kendaraan yang enggan masuk tol.
"Kerugian di jalan tol ditambah dengan preservasi, anggaran untuk preservasi di jalan Manado-Bitung itu lebih dari Rp 400 miliar. Kenapa kalau kita memberikan diskon dulu ya, kita banting harga dulu untuk jalan tol, agar masyarakat terbiasa dulu menggunakan jalan tol itu," pungkasnya.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengumumkan sejumlah ruas tol yang masih sepi dengan trafik di bawah 50% dari target dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).
Adapun tercatat ada 21 ruas tol yang dinilai dengan lalin yang rendah:
1. Tol Manado-Bitung, dikelola PT Jasamarga Manado Bitung
2. Tol Krian-Legundi-Bunder Manyar, dikelola PT Waskita Bumi Wira
3. Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, dikelola PT Jasamarga Bali Tol
4. Tol Cibitung-Cilincing, dikelola PT Cibitung Tanjung Priok Port
5. Tol Sigli-Banda Aceh, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
6. Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
7. Tol Simpang Indralaya-Muara Enim, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
8. Tol Palembang-Indralaya, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
9. Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat, dikelola PT Hutama Marga Waskita
10. 6 Tol Dalam Kota, dikelola PT Jakarta Toll Road Development
11. Tol Serang-Panimbang, dikelola PT Wijaya Karya Serang Panimbang
12. Tol Semarang-Demak, dikelola PT PP Semarang Demak
13. Tol Yogyakarta-Solo-NYIA Kulonprogo, dikelola PT Jasamarga Jogja Solo
14. Tol Kanci-Pejagan, dikelola PT Semesta Marga Raya
15. Tol Pejagan-Pemalang, dikelola PT Pejagan Pemalang Toll Road
16. Tol Pemalang-Batang, dikelola PT Pemalang Batang Toll Road
17. Tol Mojokerto-Kertosono, dikelola PT Marga Harjaya Infrastruktur
18. Tol Gempol-Pasuruan, dikelola PT Jasamarga Gempol Pasuruan
19. Tol SS Waru-Bandara Juanda, dikelola PT Citra Margatama Surabaya
20. Tol Serpong-Cinere, dikelola PT Cinere Serpong Jaya
21. Tol Kayu Agung-Palembang, dikelola PT Waskita Sriwijaya Tol
Baca Juga: Uang Saku Magang Nasional Dicairkan, Peserta Di Wilayah Ini Terima Rp 5 Jutaan/Bulan
Selanjutnya: Indonesia Races to Evacuate Stranded Residents as Flood Death Toll Hits 28
Menarik Dibaca: Tinggal 2 Hari! Promo JCO 4EVER Beli 1 Lusin Donut Gratis 1/2 Lusin Cuma Rp 100.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













