kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR pertanyakan anggaran evakuasi WNI


Senin, 28 Maret 2011 / 13:32 WIB
DPR pertanyakan anggaran evakuasi WNI
ILUSTRASI. Symbol of law and justice, law and justice concept. By SHUTTERSTOCK Simbol hukum dan keadilan, hukum dan konsep keadilan. By SHUTTERSTOCK


Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Edy Can


JAKARTA. Pemerintah telah mengevakuasi sebanyak 5.716 warga negara Indonesia (WNI) dari berbagai lokasi di luar negeri yang dilanda konflik dan bencana alam. Para WNI ini berasal dari Afrika Utara, Timur Tengah, dan Jepang.

Seperti diketahui, pemerintah telah mengevakuasi WNI dari Mesir dan Libia yang saat itu menghadapi konflik politik. Pemerintah juga mengevakuasi WNI dari Jepang yang terkena hantaman gempa dan tsunami.

Anggota Komisi I DPR Enggartiasto Lukita mempertanyakan anggaran evakuasi WNI tersebut. Dia mempertanyakan, apakah bujet itu dikeluarkan dari pos Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atau dari Kementerian Luar Negeri. "Biaya itu dikeluarkan dari pos mana," tanya Enggar kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam rapat kerja di Komisi I DPR, Senin (28/3).

Bukan hanya itu, Enggartiasto juga mempertanyakan apakah anggaran tersebut sudah cukup. "Jangan sampai berutang. Ini perlu kejelasan," tambahnya.

Hal serupa pun dipertanyakan anggota Komisi I DPR lainnya Paula Sinjal. "Benar perlu diingatkan lagi soal bagaimana anggaran pemulangan WNI seperti kata Pak Enggar."

Ketua Komisi I DPR, Mahfud Sidiq, pun menyetujui ucapan Enggar. Bagi Mahfud, kejelasan anggaran itu penting diuraikan dalam rapat. "Evakuasi kan selalu berlanjut, bagaimana anggarannya," tegas Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×