kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

WNI eks overstay dari Arab Saudi diberi cap biometrik


Minggu, 27 Maret 2011 / 17:39 WIB
WNI eks overstay dari Arab Saudi diberi cap biometrik
ILUSTRASI. Selama sepekan lalu, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih atau net sell hingga Rp 2,68 triliun.


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pemerintah terus memulangkan Warga Negara Indonesia (WNI) overstay di Jeddah Arab Saudi. Sejak Januari lalu sudah 2.072 WNI overstay yang dipulangkan ke tanah Air. April nanti pemerintah akan memulangkan lagi 2.928 WNI overstay dari Jeddah, Arab Saudi.

Nah, untuk para WNI yang dipulangkan ini nanti akan diberi identifikasi khusus dengan menggunakan biometrik oleh Badan Resesere Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).

"Supaya ada efek jera, Mabespolri melalui Bareskrim itu memberikan identifikasi biometrik, sehingga selama lima tahun mereka itu bisa berangkat lagi ke Saudi Arabia," ujar Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Indroyono Susilo kepada wartawan, Jumat (25/3).

Indroyono bilang, langkah ini dilakukan untuk menekan WNI ilegal di Arab Saudi. Jumlahnya saat ini masih sekitar 45.000 sampai 50.000 orang. Saat ini yang sudah dikumpulkan pemerintah Arab Saudi dan Indonesia di Asrama Haji di Jeddah sekitar 2.928 orang, yang bulan April nanti akan dipulangkan dengan menggunakan kapal milik PT Pelni, kapal Labobar.

Sebagai informasi, biometrik adalah suatu metode untuk mengenali seseorang berdasarkan satu atau lebih bagian tubuhnya atau perilaku yang khas dari orang tersebut. Misalnya, sidik jari, retina, iris, pola dari wajah (facial patterns), tanda tangan dan cara mengetik (typing patterns).

Kepala Badan Reserse dan Kriminal Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Ito Sumardi mengatakan belum bisa memberikan keterangan lebih jauh soal rencana tersebut. Soalnya, belum dibicarakan di internal Mabes Polri. "Nanti saya cek dulu ke Direktur yang ikut rapat di Menko," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (27/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×